Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah DKI Jakarta berharap pembebasan pajak impor bus Transjakarta bisa menyiasati keruwetan lalu lintas melalui penambahan dan peremajaan armada.
Sebaknya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai insentif ini justru akan memperkuat keberpihakan terhadap impor dan melemahkan industri lokal.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono menyatakan permintaan insentif pajak bea masuk itu telah dikabulkan Kementerian Keuangan. Kini, pihaknya tengah menunggu penerbitan surat keputusan menteri.
"Gubernur DKI sudah menyurati Menteri Keuangan dan permintaan kami sudah disetujui. Kelanjutannya sekarang sedang menunggu surat dari menteri," katanya kepada Bisnis, Kamis (31/10/2013).
Saat ini, pajak bus single sebesar 40% dan bus articulated 10% selanjutnya akan dikenai 0% untuk masing-masing jenis bus. Tapi pembebasan pajak baru diterapkan mulai tahun depan.
Pada 2014, pemerintah DKI menargetkan pengadaan sekitar 1.000 unit bus Transjakarta baru untuk menambah populasi sekaligus meremajakan armada eksisting. Melalui pembebasan pajak diharapkan anggaran yang ada bisa dipakai untuk mendatangkan lebih banyak bus.
"Sampai akhir 2013 target kami 310 unit bus. Tahun depan, minimal dengan dana yang sama bisa untuk membeli sampai 1.000 unit. Tapi anggaran tahun depan belum diketuk. Dengan pengurangan pajak jumlah busnya bisa lebih banyak," ucap Udar.
Pemprov DKI menyadari impor kendaraan bertentangan dengan upaya mendongkrak perkembangan industri kendaraan komersil lokal. Masalahnya, tambahan armada Transjakarta dibutuhkan dalam jumlah besar dan waktu yang relatif cepat, ini sulit dipenuhi dari dalam negeri.
"Kalau kami harus menunggu kemampuan industri dalam negeri kuat dulu ya bagaimana? Kalau produk lokal sudah kuat baru kami ambil dari lokal. Kenyataannya produksi dalam negeri masih kecil sedangkan kebutuhan kami ribuan dalam waktu cepat," ujar Udar.
Saat ini, terdapat sekitar 579 unit bus Transjakarta dengan target penambahan 310 unit yang dibiayai APBD terpenuhi pada akhir tahun. Sedangkan yang pengadaan dari Transjakarta sendiri sekitar 76 unit sehingga total tambahan pada tahun ini mencapai 386 unit.