Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta mencatat Kota Jakarta pada Oktober 2013 mengalami deflasi sebesar 0,03%, dengan laju inflasi tahun berjalan 7,01%, dan inflasi tahunan (year on year) 7,76%.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS DKI Jakarta Dody Rudyanto mengatakan deflasi yang terjadi di Ibu Kota saat ini merupakan pertama kalinya setelah penaikan harga BBM pada Juni lalu. Penyumbang deflasi paling besar yakni turunnya harga emas perhiasan sebulan terakhir.
"DKI mengalami deflasi karena sejumlah komoditi mengalami penurunan harga. Penyumbang terbesar adalah emas perhiasan 0,09%, daging ayam ras 0,08% dan tomat sayur 0,03%," katanya di kantor BPS DKI Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Sementara itu, perkembangan nilai ekspor non migas yang melalui DKI pada September 2013 mencapai US$ 4.058,54 juta meningkat 35,26% dari nilai ekspor Agustus US$3.000,62 juta, tetapi lebih rendah 3,38% dibandingkan dengan September 2012.
Kepala BPS DKI Jakarta Nyoto Widodo mengatakan ekspor yang melalui DKI memberikan kontribusi terhadap ekspor nasional 16%. Selain itu, ekspor produk-produk DKI per September mencapai US$941,38 juta meningkat 38,44% dari nilai ekspor Agustus yang mencapai US$679,97 juta.
"Pada bulan September kontribusi nilai ekspor DKI terhadap total nilai ekspor DKI 23,19% naik 0,53% dari kontribusi bulan sebelumnya 22,66%," katanya.
Adapun nilai impor yang melalui DKI mencapai US$7.742,93 juta meningkat 28,5% dibandingkan bulan sebelumnya namun lebih rendah 2,11% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.