Bisnis.com, JAKARTA – Jakarta diprediksi bisa menjadi smart community 20 tahun lagi, setelah pemerintah provinsi ini memulai langkah menuju konsep kota masa depan tersebut.
Rachmat Gobel, Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang, mengatakan saat ini Jakarta telah memulai langkah-langkah menuju smart community. Misal, menanggulangi tumpukan sampah, membenahi kawasan Tanah Abang, dan membangun jalur khusus bagi penyandang tuna netra.
“Agar Jakarta menjadi smart community butuh waktu panjang, mungkin 10-20 tahun lagi. Setidaknya, pemerintah provinsi Jakarta sudah memulai banyak pembenahan untuk mencapai smart community,” tutur Rachmat kepada Bisnis saat dijumpai di Indonesia Japan Expo 2013, Sabtu, (21/12/2013).
Menurutnya, wacana dari Basuki T. Purnama, Wakil Gubernur DKI Jakarta, untuk menghapus subsidi bahan bakar minyak (BBM) merupakan wacana yang tepat untuk menekan konsumsi energi. Bila subsidi BBM ditiadakan, masyarakat bisa menahan laju konsumsi sehingga energi tidak terbarukan dapat dihemat.
“Subsidi BBM dihapuskan, BBM akan dirasa mahal sehingga orang akan lebih hemat untuk mengonsumsi BBM. Uang subsidi bisa kita pakai untuk membangun infrastruktur kota Jakarta,” kata Rachmat.
Jakarta dapat mengadopsi konsep smart community yang sudah berhasil diterapkan di Kitakyushu, daerah di utara Pulau Kyushu, Jepang. Kota berpenduduk 980.000 ini 50 tahun lalu mengalami pencemaran udara dan air. Berkat pengelolaan lingkungan hidup yang baik melalui pendidikan lingkungan hidup, Kitakyushu berhasil menangani pencemaran limbah.
“Saya lihat tidak hanya Jakarta yang sudah mengarah ke sana, Surabaya pun demikian. Ke depan kita bisa menggunakan energi alternatif seperti energi surya dan tenaga angin untuk menggantikan penggunaan fosil serta minyak bumi dan gas alam,” tutur Rachmat.
Lewat Indonesia Japan Expo 2013 yang digelar hingga besok, Minggu, (22/12/22013) di JIEXpo Kemayoran, Jakarta, pemerintah Indonesia dan korporasi yang ada di Tanah Air dapat belajar banyak untuk menciptakan smart community.