Bisnis.com, JAKARTA - Jakarta International School (JIS) yang akhir-akhir ini mendapat sorotan akibat kasus kekerasan seksual muridnya ternyata merupakan sekolah yang pertama kali belajar tentang pengolahan air bersih di Jakarta.
Direktur Utama PD PAM Jaya Sriwidayanto Kaderi mengatakan JIS telah melakukan edukasi tentang pengolahan air bersih sejak 14 tahun silam. Baru kemudian diikuti oleh sekolah lain dan perguruan tinggi di Jakarta.
"JIS yang sekarang lagi dilanda kasus kekerasan seksual pertama kali melakukan edukasi air. Sekitar 13-14 tahun, JIS sudah mulai," katanya disela-sela peringatan Hari Air Dunia (HAD) 2014 di kampus Bina Nusantara Jakarta, Kamis (14/4/2014).
Kalangan pelajar, menurutnya, dinilai efektif memberikan edukasi sekaligus kampanye dalam rangka menjaga lingkungan dalam rangka menyelamatkan sumber air bersih demi ketahanan air minum di Jakarta.
Caranya dengan mengajak warga agar tidak membuang sampah ke sungai, sehingga dapat meningkatkan kualitas air baku yang dapat diolah menjadi air minum yang layak dengan kebutuhan energi yang lebih hemat.
Dewasa ini, kualitas air baku di Jakarta semakin buruk. Terutama saat banjir pada awal 2013 lalu operator air bersih justru kesulitan air untuk diolah air bersih karena hanya tergantung dari kiriman air Waduk Jatiluhur.
PD PAM Jaya berharap 13 sungai di Jakarta bisa diolah menjadi air bersih. Kendalanya hanya satu yakni kualitas air yang sudah terkontaminasi dengan sampah. Jika sampahnya bisa diatasi, otomatis air baku di Jakarta bakal melimpah.
Presiden Indonesia Global Compact Network Indonesia (IGCN) Y.W Junardy berpendapat persoalan air merupakan isu komplek yang melibatkan kepentingan hulu sampai hilir. Sehingga penyelamatan air merupakan tanggung jawab bersama.
Dia mendorong agar semua pihak meneruskan mobilisasi sejuta biopori bagi Jakarta yang telah dicanangkan tahun lalu. Cara sederhana itu lebih ampuh untuk menjaga ketahanan air Ibu Kota.
