Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Tanah Abang Dibanjiri Pakaian Dalam China

Meski ekspor tekstil dan produk tekstil dalam negeri terus meningkat, ternyata Indonesia juga diserang impor produk tekstil dari China dan India, termasuk underwear alias pakaian dalam.

Bisnis.com, JAKARTA - Meski ekspor tekstil dan produk tekstil dalam negeri terus meningkat, ternyata Indonesia juga diserang impor produk tekstil dari China dan India, termasuk pakaian dalam alias underwear.

Listiana, salah satu pemilik toko underwear yang terletak di lantai ke-1 Blok A Pasar Tanah Abang, menuturkan beberapa tahun belakangan ini serangan produk impor, khususnya China dan India terus membanjiri Pasar Tanah Abang.

Produk yang paling banyak membanjiri adalah pakaian jadi, busana muslim, dan underwear. Menurut Listiana, produk pakaian dalam impor memang kian lama kian banyak masuk ke pasar lokal.

"Soalnya, underwear dari China itu lebih murah, sehingga pembeli banyak yang memilih membeli produk impor itu," kata Listiana di Pasar Tanah Abang, Sabtu (12/7/2014).

Listiana yang sudah berjualan pakaian dalam lebih dari 10 tahun mengaku merupakan pedagang murni yang hanya menjual underwear, bukan hasil usaha kecil menengah (UKM). Produk impor yang masuk dalam jumlah cukup banyak itu memberikan keuntungan baginya.

Tahun lalu, omzet Listiana dari penjualan underwear bisa sampai Rp7 juta-Rp9 juta per hari. Sebagian besar pembeli saat ini lebih memilih produk impor itu. Padahal, jika dilihat dari kasat mata tidak ada perbedaan kualitas antara produk lokal dan impor. Namun, karena harga lebih murah, pembeli tentu memilih produk impor.

"Banyak dari mereka tidak tahu perbedaannya, yang mereka tahu, mereka membeli dengan harga murah dan kualitas baik," jelasnya.

Listiana tidak menjual produk dengan harga eceran atau pembelian satuan, melainkan per lusin. Minimal pembelian di tokonya adalah untuk pembelian satu lusin.

Harga setiap lusin harga underwear impor China bermacam-macam, mulai dari Rp 239.000/lusin sampai dengan Rp 610.000/lusin, semua bergantung pada bentuk dan bahan.

Adapun, harga satu lusin underwear lokal mulai dari sekitar Rp 359.000 sampai dengan Rp 700.000-Rp 800.000. "Bahkan ada toko yang bisa menjual lebih mahal," lanjut dia.

Keke, seorang pembeli yang berasal dari Bekasi menuturkan sudah 3 tahun belakangan memilih membeli underwear secara lusinan di pasar Tanah Abang. Pasalnya, bagi dirinya yang memiliki ukuran payudara cukup besar, sangat sulit membeli di pusat perbelanjaan seperti mal.

Sampai saat ini, Keke mengaku tidak mengetahui perbedaan antara underwear lokal dengan impor.

Sebagai konsumen, Keke mengatakan banyaknya produk impor yang masuk ke Indonesia sangat menguntungkan bagi dirinya, dengan alasan harga yang ditawarkan tentu lebih murah. Meski demikian, Nidya sendiri bukannya anti dengan produk lokal. 

Listiana mengatakan banyak yang tidak tahu kalau menjual underwear itu sangat menguntungkan. Menurutnya, underwear sudah menjadi kebutuhan primer yang mau tidak mau masyarakat pasti sering membelinya. "Sebelum banyak produk impor masuk, omset kami paling tidak Rp5 juta per hari, sekarang bisa jauh lebih dari itu," ujarnya.

Saat ini, Listiana mengaku sudah memiliki 14 pegawai. Sebelumnya, usaha berjualan underwear hanya usaha dia bersama suami dan anaknya. "Kami juga tidak menyangka ini sangat berkembang," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper