Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Kabupaten Bekasi mencatat nilai ekspor hingga triwulan III/2014 mencapai US$1,36 miliar.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Bekasi Titot Suheryanto mengatakan nilai ekspor tersebut didasarkan pada surat keterangan asal (SKA) yang diterbitkan pemerintah daerah hingga pertengahan Oktober 2014.
Dia menuturkan Korea Selatan masih menjadi negara tujuan dengan nilai ekspor terbesar, yakni senilai US$249,09 juta.
Menyusul Thailand dan Belanda dengan nilai ekspor US $97,89 juta dan US$96,77 juta.
Sementara itu, Tito menuturkan sektor elektronik dan otomotif menjadi penyumbang terbesar bagi nilai ekspor Kabupaten Bekasi.
"Berdasarkan SKA yang diterbitkan, nilai ekspor hingga saat ini US $1,36 miliar. Elektronik masih yang terbesar, diikuti otomotif," ungkapnya saat ditemui Bisnis, Kamis (16/10/2014).
Titot mengungkapkan nilai ekspor tersebut masih di bawah pencapaian ekspor pada tahun lalu. Pada 2013,
Disperindakop dan UMKM Kabupaten Bekasi mencatat nilai ekspor berdasarkan SKA yang diterbitkan mencapai US $1,95 miliar. Sedangkan, pada 2012 senilai US $1,90 miliar.
Menurunnya, kinerja ekspor tersebut, jelasnya, turut dipengaruhi perhelatan pesta demokrasi pada tahun ini. Dia menyatakan mayoritas pengusaha mempertimbangkan penyelenggaraan pemilu sebagai faktor dalam ekspansi usahanya.
Hingga saat ini, lanjutnya, pengusaha juga masih menunggu paket kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintahan baru.
"Pengusaha juga was-was dengan kondisi politik selama Pemilu," ujarnya.
Kendati begitu, dia menuturkan dengan kondisi pemilu yang berlangsung kondusif Pemkab Bekasi optimistis hingga akhir 2014 nilai ekspor akan menyamai pencapaian tahun lalu. Kebijakan pemerintah baru, ungkapnya, juga akan mendorong peningkatan ekspor di Kabupaten Bekasi dengaan potensi industri yang sangat besar.
Lebih lanjut, Titot menuturkan nilai ekspor Kabupaten Bekasi sebenarnya lebih besar daripada nilai yang tercatat berdasarkan penerbitan SKA. Menurutnya, masih banyak pengusaha yang tidak mengetahui tersedianya layanan ekspor di Pemkab Bekasi.
Kondisi itu, ungkapnya, menyebabkan produk ekspor dari industri yang berlokasi di Kota Bekasi memeroleh SKA dari wilayah lain.
"Rata-rata perusahaan belum tau, ada pelayanan ekspor dan seringkali menyerahkannya ke forwarder untuk diurus di wilayah lain. Padahal, kami sudah sosialisasikan pelayanan 24 jam di Kabupaten Bekasi," tegasnya.
Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bekasi mencatat nilai ekspor keseluruhan pada 2013 mencapai US$3,1 miliar. Nilai tersebut menurun dibandingkan 2012, yakni sebesar US$3,2 miliar.