Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raihan, Balita Miskin, Butuh Rp1 Miliar untuk Cangkok Hati

Seorang balita di Kampung Nelayan Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Raihan Nur Dziyabno,2, mengidap kelainan fungsi empedu hingga menyebabkan kerusakan organ hati.
Raihan balita berusia 2 tahub menderita kelainan hati/Beritajakarta.com
Raihan balita berusia 2 tahub menderita kelainan hati/Beritajakarta.com

Bisnis.com, JAKARTA— Seorang balita di Kampung Nelayan Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Raihan Nur Dziyabno,2, mengidap kelainan fungsi empedu hingga menyebabkan kerusakan organ hati.

Namun, untuk dapat meneruskan pengobatan, pihak keluarga kesulitan memenuhi biaya yang diperkirakan mencapai Rp1 miliar.

Penyakit bawaan sejak lahir yang diderita Raihan disebut atresia bilier, dimana organ tubuh bagian hati rusak dan membutuhkan cangkok hati.

Sejak lahir, balita dari pasangan Marta,56, dan Duriyati,36, kerap masuk instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit.

Sang ibu, Duriyati mengatakan selama ini biaya perobatan anak keduanya itu menggunakan BPJS. Tetapi, untuk menuntaskan pengobatan Raihan, harus dilakukan operasi cangkok hati yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 1 miliar. BPJS hanya menanggung Rp 250 juta.

"Kita bingung mau mencari dari mana danaya. Bapaknya sekarang sedang nganggur dan saya cuma buruh kupas kerang," katanya, Selasa (17/3/2015).

Sejak lahir, kata Duriyati, anaknya sudah 15 kali dirawat di RSCM, karena kondisinya terus menurun. Bahkan, pada Mei 2013, adik dari Dina Nurameliana,11, harus dirawat selama satu bulan.

Menurun

Bila kondisi kesehatan Raihan menurun, badannya mengalami demam dan bagian perut membengkak. Kondisi tersebut akibat rusaknya organ hati, sehingga tidak bisa membuang racun dalam tubuh.

Selama ini, karena kondisi ekonomi yang kurang, Raihan jarang dibawa ke dokter untuk memeriksakan kondisinya. Hanya saja, setiap bulan pihak keluarga mengurus surat rujukan ke puskesmas kecamatan untuk ke RSUD Tarakan. Setelah itu, pihak RSUD Tarakan baru memberi rujukan ke RSCM.

"Biasanya setiap bulan kita urus agar kalau kondisi Raihan menurun bisa langsung dirawat, makanya kita berharap ada bantuan agar bisa mengoperasi anak kami," harapnya.

Kasudin Kesehatan Jakarta Utara, Bambang Suheri, mengatakan dalam menangani kasus Raihan, pihaknya harus mengikuti prosedur yang ada. Selama ini, Raihan secara prosedur diberi rujukan dari puskesmas kecamatan untuk menjalani pengobatan.

"Secara aturan memang harus bertahap. Nanti kalau sudah di rumah sakit dan masuk tahap selanjutnya kita akan membantu mencarikan solusi," ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Sumber : Beritajakarta.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper