Bisnis.com, BEKASI-- Sejumlah konsumen beras yang diduga mengandung bahan baku sintetis di Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengaku sakit perut dan pusing.
"Konsumen saya banyak yang mengeluh sakit perut dan kepalanya pusing usai mengonsumsi bubur dan nasi uduk yang saya buat dari beras tersebut," kata pedagang nasi uduk, Dewi Septiani,29, di Bekasi, Selasa (19/5/2015).
Dewi yang setiap hari berdagang nasi uduk dan bubur di ruko GT Grande Mutiara Gading, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, mengaku membeli beras yang diduga terkontaminasi bahan sintetis dari seorang pedagang di Pasar Mutiara Gading Blok G.
"Saya beli beras itu pada Rabu (13/5/2015) untuk saya masak Senin (18/5/2015) menjadi bubur dan nasi uduk dari pedagang di Pasar Mutiara Gading," katanya.
Setelah dimasak dan dijual, kata dia, sejumlah pelanggannya komplain dengan efek yang diduga dari bahan baku beras sintetis berupa perut terasa mulas, dan kepala pusing.
"Pelanggan saya komplain, karena bubur dan nasi uduknya bikin mereka mulas dan pusing," kata Dewi.
Dari sejumlah aduan itu, Dewi lantas melakukan pengecekan terhadap kualitas sisa beras yang dibelinya sebanyak 6 liter.
"Dari pengamatan saya beras ini tidak lazim. Berasnya tidak memiliki bulir, biasanya bubur kalau sudah dingin bentuknya mengental dan menyatu, tapi kalau ini seperti belum matang.”
Selain bubur, Dewi juga sempat menanak beras itu untuk dijadikan nasi uduk, namun beras tersebut mengeluarkan banyak air dan basah.
"Kalau beras biasa meresap air, tapi ini malah mengeluarkan air. Saat dimakan rasanya aneh.”
Membesar
Menurut dia, bubur yang telah dimasak selama lebih dari satu jam itu tidak menghasilkan bubur halus.
"Butirannya justru membesar tapi tidak halus. Biasanya bubur buatan saya halus dan lembut. Ini rasanya aneh di lidah dan sangat lengket," katanya.
Dari ciri tersebut, Dewi pun mencoba mencari tahu jenis beras tersebut melalui internet dan sejumlah pemberitaan.
"Ternyata jenis beras yang saya beli per liternya Rp8 ribu itu mirip sekali dengan ciri beras berbahan sintetis. Kan banyak pemberitaan yang bilang saat ini beras asal Tiongkok masuk ke Indonesia," tutur Dewi.
Keanehan itu kemudian membuat ibu satu anak itu memutuskan untuk mengganti lokasi pembelian beras yang sudah setahun menjadi pelanggannya dan memublikasikan temuan itu melalui media sosial Facebook dan Instagram untuk diketahui masyarakat luas.
"Rencananya saya mau lapor ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), tapi keburu datang orang dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi untuk membawanya ke laboratorium," katanya.
Hingga kini kasus itu masih dalam penanganan Polresta Bekasi Kota dengan memeriksa pelapor serta lima orang saksi dari kios penjualan beras di Pasar Mutiara Gading.