Bisnis.com, TANGERANG— Pemerintah Provinsi Banten siap hadapi ancaman laju inflasi triwulan II/2015 melampaui 8,05% dengan menggencarkan operasi pasar seperti anjuran Presiden Joko Widodo.
Plt. Gubernur Banten Rano Karno tak menyebutkan detil anggaran operasi pasar di provinsi yang dipimpinnya. Yang pasti, komoditas yang diantisipasi karena lazim jadi penyumbang inflasi terbesar adalah cabai merah, rokok kretek, serta telur dan daging ayam ras.
“Pemerintah sarankan provinsi sediakan APBD untuk operasi pasar. Nilainya berbeda-beda tergantung PAD [pendapatan asli daerah] masing-masing,” katanya kepada Bisnis, Rabu (3/6/2015).
Secara umum Rano menyatakan stok bahan pangan di Provinsi Banten dalam status aman dalam menghadapi lonjakan permintaan pada bulan puasa tahun ini. Kenaikan harga barang takkan mengagetkan karena ini merupakan momentum tahunan yang sudah diprediksi.
Berdasarkan pemantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten pada pertengahan April 2015 secara umum pasokan bahan pangan pokok di wilayah ini terpantau aman sampai tiga bulan mendatang. Sejauh ini dinyatakan tidak ada hambatan suplai dari luar daerah.
Sebagai contoh, di Kota Serang rerata kebutuhan daging sekitar 250 ton. Ketika memasuki puasa dan Lebaran jumlahnya diperkirakan bakal naik tiga kali lipat menjadi 750 ton, sedangkan stok yang ada mencapai 1.536 ton.
Untuk telur rerata permintaan 157 ton. Kebutuhannya pada bulan puasa juga diproyeksikan melonjak tiga kali lipat menjadi sekitar 472 ton. Adapun persediaan yang dimiliki kota ini sedikitnya 992 ton. “Lebaran itu tren nasional memang harga semua naik, yang tertinggi adalah makanan,” ucap Rano.
Bank Indonesia dalam Kajian Ekonomi Regional memperkirakan laju penaikan harga barang-barang alias inflasi pada Triwulan II/2015 di Provinsi Banten diperkirakan berkisar 8,05% - 8,55%. Risiko ini bukan hanya disebabkan faktor kebijakan pemerintah melainkan terpengaruh pergerakan permintaan menjelang lebaran.
Adapun kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, LPG 12 kg, dan tarif tenaga listrik sendiri memberi tekanan pada komponen administered price. BI juga perkirakan tekanan volatile foods meningkat seiring penurunan pasokan beberapa komoditas hortikultura, seperti cabai merah dan bawang merah.