Bisnis.com, JAKARTA—Pemprov DKI Jakarta mengajak warganya, terutama yang tinggal di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur untuk lebih meningkatkan kewaspadaannya terhadap serangan penyakit demam berdarah dengeu.
Pasalnya, meskipun jumlah kasus demam berdarah dengue di Ibu Kota saat ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, namun masih terdapat wilayah di DKI yang terbilang rawan terhadap DBD, yakni Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, terutama kawasan elit.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Koesmedi Priharto mengingatkan bahwa meskipun kasus DBD saat ini turun 50% dibandingkan tahun sebelumnya, namun angka kematiannya relatif masih hampir sama.
Menurutnya jumlah kasus DBD di Ibu Kota dari Januari-Juni 2015 mencapai 3423, yang terbagi diantaranya Jakarta Pusat 318, Jakarta Utara 617, Jakarta Barat 880, Jakarta Selatan 834, Jakarta Timur 765.
"Yang rawan itu Selatan dan Timur. Selatan dari dulu selalu tinggi. Sementara Timur ini dikarenakan Bekasi lagi outbreak, sehingga nyamuknya menyusup ke Jaktim," ujarnya, Senin (15/6/2015).
Oleh sebab itu, selain meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaannya, pihaknya juga menempuh berbagai upaya penyuluhan, terutama untuk masuk ke kawasan atau daerah-daerah elit di Ibu Kota tersebut, seperti dengan meluncurkan bus penyuluhan demam berdarah dengue (DBD).
Bus tersebut diluncurkan hari ini, Senin (15/6/2015), selain untuk menjangkau kawasan elit, juga dalam rangka Hari Demam Berdarah se-ASEAN 2015 dan Menuju Jakarta Bebas DBD 2020 di Balaikota DKI Jakarta.
"Kita mau cari cara bagaimana memberikan penyuluhan kepada daerah-daerah elit di DKI. Karena sekarang kan hampir 1,5 bulan ini daerah yang tertinggi terserang DBD, seperti di Kelapa Gading," ujarnya.
Menurutnya berdasarkan jumlahnya kasusnya per Januari –Juni terdapat 186 kasus. "Kemarin kan masih Jakarta Selatan, April Mei Juni mulai naik Kelapa Gading," ujarnya.
Pihaknya sudah berhasil melakukan penyuluhan ke MallOf Indonesia (MOI) dengan LED. " Sekarang saatnya berikan penyuluhan masuk ke sekolah-sekolah dasar dan mal-mal, perkantoran swasta, dll, supaya mereka sadar," ujarnya.