Bisnis.com, JAKARTA-- Subdirektorat Industri dan Perdagangan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menangkap pengoplos rempah ketumbar untuk kebutuhan rumah tangga.
SIMAK: KETUMBAR DIOPLOS: Sebulan, Pelaku Mengoplos 50 Ton
Pelaku melakukan aksinya dengan mencampurkan bahan kimia berbahaya ke dalam ketumbar.
"Ketumbar dicampur dengan zat kimia hidrogen peroksida (H2O2) dan soda api (NA2CO3) dengan takaran lebih dari ketentuan supaya terlihat lebih bagus, lebih berkualitas sesuai permintaan pasar," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mujiyono, Kamis (9/7/2015).
SIMAK: PILOT WNI GABUNG ISIS: Karir Pilot Tomi Terancam
Hidrogen peroksida adalah cairan bening yang biasanya digunakan sebagai pemutih tekstil, desinfektan, oksidator, dan bahan bakar roket.
Sementara, soda api atau natrium hidroksida biasa digunakan dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, dan deterjen. Penggunaan dua bahan kimia tanpa takaran spesifik ini, kata Mujiyono, akan menganggu kesehatan.
BACA JUGA: PILOT WNI GABUNG ISIS: 3 Penyebab Pilot Gabung ISIS
Mujiyono mengatakan pelaku berinisial FG sudah mengoplos ketumbar sejak 2010. Ketumbar yang telah dicampur dengan bahan kimia berbahaya akan dicuci menggunakan mesin silinder. Dalam waktu 10 menit, biji ketumbar yang awalnya berwarna cokelat dan hitam langsung berubah menjadi putih bersih.
SIMAK: PEMBALUT SEBABKAN KANKER: Kemenkes Sebut YLKI Salah
Menurut Mujiyono, masyarakat awam cenderung menyukai ketumbar yang berwarna bersih. Padahal, kata dia, ketumbar asli cenderung berwarna cokelat gelap sementara ketumbar oplosan cenderung putih. Selain itu, ketumbar bahan kimia mengeluarkan bau yang lebih menyengat dibanding ketumbar asli.