Bisnis.com, TANGERANG—Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menginginkan ada perluasan pasar ekspor khususnya bagi sektor nonmigas apalagi pasar utama seperti China tengah melambat.
Kepala Disperindag Banten Mashuri mengatakan pengusaha diharapkan berani menjajaki negara-negara tujuan ekspor baru. Di samping itu pemerintah pusat bantu memuluskan langkah mereka melalui kerja sama bilateral.
"Yang memulai itu pemerintah pusat. Mereka mau buat perdagangan internasional kita seperti apa akan kami ikuti. Kami akan dukung upaya pembukaan pasar-pasar baru," ucap Mashuri kepada Bisnis, Rabu (5/8/2015).
Kesuburan penjualan produk nonmigas keluar negeri krusial bagi Banten. Sektor ini merupakan kontributor utama ekspor Banten setara 99,78%. Perluasan pasar perlu dilakukan pemerintah dan pengusaha guna mendongkrak kinerja ekspor.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi mengatakan nilai ekspor nonmigas bulanan maupun semesteran tahun ini redup. Penurunan ekspor bukan hal menggembirakan, pasalnya depresiasi rupiah terhadap dolar AS seharusnya bisa mendongkrak nilainya.
"Ekspor nonmigas pada Juni disinyalir terkait faktor lain selain harga dan kurs rupiah terhadap dolar AS," ucap dia.
Perolehan ekspor pada Juni turun -2,50% terhadap Mei. Artinya khusus pada bulan keenam hanya terkumpul US$811,62 juta, sedangkan pada Mei bisa US$832.42 juta.
Adapun kumulatif selama semester pertama susut -5,89% secara year on year. Total ekspor tercatat US$4,8 miliar, sedangkan separuh pertama tahun lalu mencapai US$5,6 miliar.