Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Technopreneur Tunanetra: Kami Berjuang Sendiri

Tingkat kesulitan menekuni wiraswasta di bidang digital atau technopreneur bagi seorang penyandang kebutuhan berbeda (different ability / difable) tidak bisa disamakan dengan seseorang yang memiliki fisik normal.
Mereka fokus di bidang teknologi informasi bagi tunanetra. /Antara
Mereka fokus di bidang teknologi informasi bagi tunanetra. /Antara

Bisnis.com, TANGERANG - Tingkat kesulitan menekuni wiraswasta di bidang digital atau technopreneur bagi seorang penyandang kebutuhan berbeda (different ability / difable) tidak bisa disamakan dengan seseorang yang memiliki fisik normal.

Hal itu diakui Aris Yohanes Elean, Ketua Komunitas Information and Technology for the Blind (ITCFB). Dia mengatakan komunitas yang dibangunnya berusaha menciptakan berbagai perangkat lunak di bidang teknologi informasi yang bisa memudahkan seorang tuna netra menggunakannya.

“Tuna netra technopreneur kami tidak ada dukungan dari masyarakat, kami berjuang sendiri,” katanya ditemui seusai memberi paparan dalam Kuliah Perdana Universitas Multimedia Nusantara di Tangerang, Jumat (28/8/2015).

Bersama timnya di komunitas ITCFB, Aris berupaya mengakomodir keterbatasan dalam melihat sebagai difable tunanetra. Komunitas ini membuat berbagai software, game, streaming radio, maupun aplikasi lain yang bisa dibaca oleh screen reader.

Dengan begitu para tunanetra tetap dapat mengoperasikan perangkat bersungkutan dengan mudah melalui pantuan suara. Perangkat lunak seperti disebut ITCFB sebagai accessible software.

Berinteraksi dengan dunia digital sebetulnya tidak mudah bagi para tunanetra. Mereka yang tertarik mendalami IT agar bisa menciptakan lebih banyak piranti lunak yang ditujukan bagi sesama tunanetra pun harus siap belajar otodidak.

"Universitas yang memiliki jurusan IT belum membuka kesempatan belajar kepada mahasiswa tunanetra," ucap Aris.

Menyadari berbagai keterbatasan yang ada itulah Aris dan beberapa temannya mendirikan ITCFB. Komunitas ini berdiri sejak pertengahan 2012.

Mereka fokus di bidang teknologi informasi bagi tunanetra. Komunitas ini terbilang aktif menggelar diskusi di jejaring sosial dengan anggota sekarang berkisar 2.000 orang.

Untuk menjadi negara maju Indonesia butuh pengusaha alias entrepreneur lebih banyak. Saat ini baru 1,65% dari jumlah penduduk yang berwirausaha.

Persentase itu terbilang sangat minim mengingat jumlah ideal sekitar 2% dari populasi penduduk. Untuk menjadi negara maju, jumlah wirausahanya harus sampai 8%. []


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper