Bisnis.com, TANGSEL - Aktivitas anak-anak punk di sekitar stasiun kereta api Pondok Ranji, Bintaro, Tangerang Selatan sering mengganggu kenyamanan warga dan pengguna jalan.
Mereka yang memiliki ciri khas antara lain badan kurus penuh tato, rambut jambul, telinga bertindik, dan anting-anting, serta berpakaian dan sepatu warna gelap yang cenderung kumal itu memang tidak membuat keonaran.
Namun, keberadaan anak-anak punk yang sering bergerombol di depan toko Jl WR Supratman Pondok Ranji, dekat stasiun kereta api sambil merokok dan bercanda, itulah yang sering dikeluhkan warga.
Sementara itu sebagian anggota punk yang lainnya bertugas naik-turun angkutan umum (angkot) dan sebagian lainnya mendatangi jendela mobil pribadi, dengan hanya menyanyikan lagu ala kadarnya diiringi tepuk tangannya sendiri untuk meminta uang..
Menurut pemantauan Bisnis.com, Senin (26/10/2015) mereka naik-turun angkot Mikrolet D-18 rute Ciputat-Ciledug, S-10 rute Ciputat-Bintaro-Kerahan dan D-8 rute Bintaro-Lebak Bulus saat mengurangi kecepatannya atau berhenti menjelang perlintasan kereta api dekat stasiun Pondok Ranji.
“Mereka memang tidak mengganggu, tetapi gaya penampilan dan pilihan syair lagunya saat mengamen, membuat orang terkondisi merasa tidak nyaman, dan takut jika tidak memberinya uang,” kata Suparman, warga Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Tangsel.
Menurutnya, kedatangan anak-anak punk di wilayah sekitar stasiun kereta api Pondok Ranji, Tangsel itu menyusul gencarnya Pemprov DKI Jakarta menertibkan para penyandang masalah sosial, termasuk anak-anak punk.
Dia menjelaskan pihak Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertras) Kota Tangsel kesulitan menertibkan anak-anak punk yang belakangan ini marak di Tangsel, seperti di dekat stasiun Pondok Ranji dan perempatan Gaplek Pamulang.
Beberapa kali mereka dirazia, namun kemudian dilepaskannya lagi setelah diberikan pengarahan dan peringatan agar tidak mengganggu kenyamanan masyarakat, khususnya para pengguna jalan.
Apalagi, hampir semua yayasan panti sosial menolak mendapatkan titipan anak-anak punk yang tertangkap razia Dinsosnakertras Kota Tangsel karena ulahnya yang sering merusak fasilitas di lingkungan panti.