Bisnis.com, BEKASI-- Pemerintah Kota Bekasi memeriksa jajanan yang dijual di sejumlah sekolah.
Dari sepuluh sampel yang diuji coba, lima di antaranya mengandung bahan berbahaya.
Bahan berbahaya yang terdapat dalam jajanan itu antara lain formalin, yang biasa dipakai untuk mengawetkan mayat.
"Ada kandungan boraks, pewarna non-makanan, dan formalin," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Bekasi Ahmad Hidayat, Kamis (29/10/2015).
Pengambilan sampel dilakukan di sekitar Sekolah Dasar Negeri V Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat. Lima jajanan yang mengandung bahan berbahaya itu adalah aci telur, nugget, sosis, tempura, dan cireng.
"Kami menguji menggunakan alat methyl yellow test kit, rhodamine B test kit, formalin test kit, serta borax test kit," ucap Hidayat.
Menurut dia, meskipun cara pengujian terbilang cepat, akurasi alat itu mencapai 95%. Untuk memastikannya, sampel dikirim ke BPOM untuk diuji lebih akurat.
Peringatan
Ahmad menjelaskan, meski ada temuan tersebut, pedagang hanya diberi peringatan agar menjual makanan yang higienis.
Sebab, kandungan berbahaya itu bisa menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi yang mengonsumsi.
"Efek jangka panjangnya bisa kanker," ujar Ahmad.
"Kalau jangka pendek, mual, pusing, dan muntah-muntah."
Sejumlah pemilik dagangan yang diambil jajanannya untuk dijadikan sampel mengaku tak mengetahui kandungan dalam jajanan yang dijual. Mereka mengolah dagangannya dengan bahan-bahan yang biasa.
"Tepung sagu, terigu, garam, air, dan penyedap rasa," kata pedagang aci telur, Udin.
"Tak ada bahan lain."
Lagi pula, dia mengaku tak mengetahui apa itu dan bentuk formalin. Karena itu, dia meyakini jajanan yang dijualnya tak mengandung bahan berbahaya, seperti yang diungkapkan petugas dari Pemerintah Kota Bekasi.
"Saya juga membuatnya sendiri, jadi saya pastikan tidak ada masalah," ucapnya.
Temuan di Bekasi sama dengan di Jakarta. Badan POM menemukan 24% jajanan di sekolah mengandung zat berbahaya.