Bisnis.com, JAKARTA - Pasca berkunjung ke Rotterdam Belanda beberapa waktu silam, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama langsung mengeluarkan wacana untuk pembangunan Port of Jakarta, dengan 'mencontek' proyek sejenis yang sudah jalan di Negeri Kincir Angin terebut.
Mantan Bupati Belitung Timur yang akrab disapa Ahok tersebut berencana mengoptimalkan tiga pulau reklamasi (O,P,Q) dan pulau N di Teluk Jakarta untuk digabung menjadi pelabuhan berkelas dunia, seperti di Rotterdam, sehingga mampu meningkatkan daya saing Indonesia di mata internasional.
Tampaknya, keseriusan tersebut, semakin terang, menyususl selesainya proses penyusunan bahan-bahan masukan pembangunan Port of Jakarta itu melalui kegiatan pressure cooker selama sepekan terakhir di Ruang Pola Gedung Balaikota DKI Jakarta.
Pada presssure cooker tersebut selain Pemprov DKI Jakarta, Pemerintah Belanda, dan para stakeholder terkait, serta menggandeng konsultan ahli dari Belanda, bersama-sama melakukan pembahasan mendalam mengenai desain dan strateginya mewujudkan Port of Jakarta tersebut.
Kegiatan technical assistance tersebut sebagai salah satu bentuk komitmen Pemerintah Belanda, untuk bekerjasama mewujudkan Port of Jakarta sebaik mungkin, tanpa harus mengalami beberapa kesalahan terdahulu yang pernah dialami Belanda saat membangun Port of Rotterdam.
Kepala Bappeda Provinsi DKI Jakarta Tuty Kusumawaty mengatakan bahwa untuk selesainya pembangunan Port of Rotterdam masih lama. Saat ini masih pada tahapan pematangan konsep, atau prefeasibility study.
"Kita belajar dari sucess story mereka dan enggak harus mengulang failure-nya. Kita benar-benar kerja bareng tim mereka. Mereka sudah berkomitmen memberikan dukungan technical assistance dalam rangka menyusun konsep-konsep awal ini," ujarnya, Jumat (30/10/2015).
Menurutnya, kerjasama Port of Rotterdam merupakan kesempatan baik bagi Jakarta, mengingat selama ini pelabuhan di Negeri Bunga Tulip tersebut terkenal di dunia, sehingga menjadi benefit tersendiri bagi DKI Jakarta.
"Kalau sudah masuk pelaksanaannya, langsung akan masuk pada tahapan bussiness to bussiness. Kalau sekarang kan city to city antara DKI Jakarta dan Rotterdam. Nah, ke depan sudah urusan Port of Rotterdam dengan Jakarta Propertindo. Itu kalau sudah pelaksaan. Sementara ini kita siapkan konsepnya yang matang dulu," tuturnya.