Bisnis.com, JAKARTA -- Setiap hari sekitar 500 ton hasil laut masuk ke Muara Angke.
Mulai dari udang, cumi, kerang, dan kepiting. Perputaran uang setiap harinya bisa mencapai Rp50 miliar hingga Rp100 miliar.
Nurjaya, pedagang grosir Pasar Ikan Muara Angke sekaligus Koordinator Lapangan Asosiasi Pedagang Ikan Muara Angke mengaku, rata-rata menjual 3-5 ton ikan setiap malam. Pembelinya kebanyakan berasal dari Jabodetabek hingga Balai Raja, Riau. Omzet penjualannya mencapai Rp 75 juta semalam.
“Ada sekitar 400 pedagang grosir di sini. Saya termasuk menengah ke bawah. Pedagang-pedagang besar bisa menjual hingga 25 ton hasil laut dalam semalam. Sekilo rata-rata Rp25.000, kalikan saja dengan 25 ton sudah berapa,” ujar Nurjaya, Sabtu (12/12/2015) siang.
Ada banyak pedagang besar di pelelangan Pasar Ikan Muara Angke. Sebagian besar adalah pedagang menengah ke bawah. Perbedaan pedagang menengah ke bawah dan pedagang besar adalah jumlah penjualan setiap malamnya.
Pedagang menengah ke bawah masih menjual di bawah 10 ton. Sementara, pedagang besar menjual sekitar 15-30 ton setiap malam. Para pedagang grosir ini berjualan dari pukul 17.00 WIB hingga 05.00 WIB.
Menurut Nurjaya, sebenarnya puncak penjualan ikan terjadi antara pukul 22.00 WIB hingga 03.00 WIB dini hari. Selebihnya hanya beberapa transaksi kecil.
Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Muara Angke saat ini sedang berupaya untuk mengubah citra Muara Angke yang kumuh dan jorok.
Beberapa pembangunan sedang diupayakan untuk mencapai tujuan tersebut. Infrastruktur jalan sedang dalam proses peninggian agar tidak lagi tergenang air.
Salah satunya yang sudah terlaksana adalah pembangunan gedung baru seluas 9.800 meterper segi. Dengan dibangunnya gedung baru tersebut, seluruh pedagang ikan terkonsentrasi dalam satu atap. Diharapkan akhir 2016 seluruh pembangunan sudah dapat rampung.