Bisnis.com, TANGSEL - Angkutan umum jenis bus besar di sejumlah wilayah Tangerang Selatan kurang diminati masyarakat karena diduga rutenya rawan kemacetan lalu lintas yang cenderung semakin parah.
Di antara bus besar tersebut adalah bus Transjabodetabek yang dikelola Perum PPD melayani rute pergi pulang dari Pondok Cabe-Pasar Ciputat-Pasar Jumat-Pondok Indah-Radio Dalam-Blok M yang terintegrasi dengan jaringan busway Transjakarta.
Selanjutnya bus Trans Anggrek milik Pemkot Tangsel melayani rute Pondok Cabe-Jalan Agus Salim-RE Martadinata-Pajajaraan-Kampus ITI-Puspiptek-Taman Tekno-Buaran Rawa Buntu-Terminal Intermoda Rawa Buntu yang terintegrasi dengan KRL Commuter Line ke Jakarta.
Sundari, warga Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Tangsel, mengaku hanya beberapa kali mencoba naik bus Tranjabodetabek tujuan Blok M, kemudian tidak pernah lagi naik karena rute yang dilalui daerah rawan kemacetan lalu lintas sehingga lebih lambat sampai tujuan.
“Selain itu bus Tranjabodetabek dari Ciputat hanya terintegrasi dengan jalur busway di halte Pasar Jumat dan 2 halte Pondok Indah yang melayani rute Lebak Bulus-Grogol, tidak searah degan tempat yang dituju yaitu di Jl Sudirman Jakarta,” ujarnya, Rabu (16/12/2015).
Sementara itu, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Tangsel tengah mengevaluasi operasional 5 unit bus Trans Anggrek yang merupakan armada hibah dari Kementrian Perhubungan.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Tangsel Benjamin Davnie mengatakan pihaknya tengah berusaha untuk membuat daya tarik agar para pelajar dan mahasiswa serta penumpang umum lebih tertarik naik busa Trans Angrek.
"Evaluasi terus kami lakukan. Bahkan kami juga akan mengusulkan penambahan 3 armada bus lagi kepada Kementerian Perhubungan untuk mengoptimalkan layanan transportasi bagi warga Tangsel,” ujarnya.
Adapun pengelolaan bus Trans Anggrek, rencananya nanti diserahkan kepada PT Pembangunan Investasi Tangerang Selatan, melalui satu anak perusahaan yang dibentuknya khusus untuk mengelola usaha jasa transporasi