Kabar24.com, JAKARTA - Rapat Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan jajaran pimpinan DPP ternyata berlangsung di Kantor DPP Jalan Diponegoro, Menteng, bukan di Teuku Umar seperti dikabarkan sebelumnya..
Wartawan yang sudah menanti di Teuku Umar terkecoh dengan kabar sebelumnya bahwa rapat akan berlangsung di Teuku Umar. Sementara infor rapat di Teuku Umar pun merupakan informasi yang disebutkan salah satu pimpinan DPP partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Merasa terkecoh, wartawan yang sudah berada di Teuku Umar pun segera menuju Jalan Diponegoro. Sejauh ini belum ada penjelasan mengapa PDIP terkesan menghindari kehadiran wartawan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jumat (12/8/2016) Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dikabarkan akan mengumpulkan para petinggi PDIP.
Perkembangan terakhir mengabarkan pertemuan Megawati dan pengurus DPP PDIP diagendakan berlangsung pukul 14.00 dan berlangsung di rumah Megawati di jalan Teuku Umar.
Hendrawan Supratikno, politisi PDIP yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Perekonomian partai tersebut menyatakan agenda pertemuan meliputi pembahasan soal pilkada serentan dan Pilkada DKI.
Namun, ia tak menyebutkan ihwa siapa yang akan diputuskan untuk maju sebagai cagub-cawagub DKI.
Sebelum itu beredar kabar bahwa pertemuan Megawati dan petinggi PDIP akan berlangsung di DPP PDIP Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, mulai pukul 13.00.
Lantas, siapakah yang akan diusung? Para pendukung Risma nampaknya harus siap jika akhirnya PDIP memilih nama lain, termasuk kembali memanjukan pasangan Ahok-Djarot.
Sinyal soal kemungkinan Ahok kembali dipilih salah satunya tercermin dari pernyataan Wakil Sekjen PDI Perjuangan Eriko Sotarduga.
Eriko tak mengelak saat ditanya kemungkinan partainya kembali mengusung calon gubenur dan wakil gubenur petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
“Skenarionya begitu,” ujar Eriko pendek, saat dijumpai Kamis (11/8/2016) malam.
Ia mengungkapkan, saat ini yang terjadi antara PDI Perjuangan dan Ahok hanyalah masalah gengsi semata. Menurutnya, Ketua Umum PDI Perjuangan telah mengatakan kepada Ahok bahwa partainya memiliki mekanisme bagi calon yang ingin diusung.
“Sebenarnya kan tinggal datang dan menyampakan bahwa ingin didukung oleh PDI Perjuangan.
Namun skenario lain pun bukannya tak mungkin terjadi. Dalam bahasa Eriko, skenario yang bergulir saat ini masih sangat cair.
Tak hanya menyusun skenario Ahok –Djarot, PDIP pun menyiapkan dua skenario lainnya.
Skenario tersebut yakni PDI Perjuangan akan mengusung nama yang telah lolos fit and proper test sebagai calon di Pilkada. “Atau kami bisa mengajukan sendiri calon kita, bisa saja mengajukan kedua-duanya adalah kader kita sendiri,” lanjutnya.
Lantas, akankah Risma muncul, terlebih setelah ia mencak-mencak karena tersinggung oleh pernyataan Ahok?
Satu hal yang pasti, Risma tidak termasuk dalam daftar 6 orang yang lolos uji kelayakan dan kepatutan. Sebagai kader, ia tak perlu melalui jalur "testing" tersebut.
Jika DPP PDIP dalam hal ini Megawati sebagai Ketua Umum memberi perintah langsung, maka Risma tak bisa mengelak. Dengan begitu, ia pun harus menerima takdir mendapat penunjukkan langsung dari DPP PDIP untuk maju melawan Ahok.