Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Departemen Bidang Energi dan Energi Terbarukan DPP Partai Golkar Dedy Ariato menarik dukungannya kepada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Sjarot Saiful Hidayat.
Adanya perbedaan keyakinan menjadi alasan utama dirinya menarik dukungan dari Ahok dan Djarot.
Dengan keputusannya itu, Dedy mengaku tak masalah dengan segala konsekuensi yang diberikan oleh partainya seperti pencabutan jabatannya di DPP atau bahkan dipecat dari partai.
“Saya siap mendapat sanksi apapun,” ujar Dedy saat dikonfirmasi oleh Bisnis, Senin (10/10/2016).
Sebelum Dedy, salah satu politisi Golkar yakni Ahmad Doli Kurnia juga meminta agar partai berlambang beringin itu mencabut dukungannya kepada pasangan Ahok-Djarot.
Doli menilai, pernyataan Ahok yang mengutip Alquran sudah mengundang orang banyak untuk melewati batas sabarnya. Arogansi dan tabiat kasar Ahok, kata Doli, semakin menunjukkan sikap yang jauh dari upaya membangun masyarakat Indonesia yang beradab, toleran, dan cinta damai.
Sikapnya tidak saja selalu mengundang amarah, merusak kedamaian, dan menyakitkan, namun sudah sampai pada menyerang, bahkan menistakan agama.
"Ini bukan lagi sekadar soal Pilgub DKI semata. Ini sudah masuk pada urusan menyerang keyakinan banyak orang dan merendahkan agama tertentu di luar agamanya," kata Doli melalui keterangan tertulisnya.