Bisnis.com, JAKARTA--Konstruksi struktur bawah tanah proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta pada area Stasiun Bundaran HI kini memasuki tahapan persiapan pelaksanaan pekerjaan pintu masuk (entrance) stasiun dan cooling tower (CT) serta ventilation tower (VT) di sisi barat stasiun.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan konnsekuensi dari pekerjaan ini akan diberlakukan pergeseran area kerja dari semula berada pada median jalan menjadi sisi barat stasiun atau yang terletak di depan gedung Kedutaan Besar Jepang.
"Untuk jumlah lajur kendaraan di area tersebut tidak mengalami perubahan. Pekerjaan pada area ini dilaksanakan mulai tanggal 27 Desember 2016 hingga 27 Maret 2017," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (27/12/2016).
Dia menambahkan pekerjaan struktur bawah tanah sudah mencapai lebih dari 85% untuk area Dukuh Atas dan Bundaran HI.
"Saat ini kami akan segera memulai pekerjaan untuk pembangunan entrance stasiun dan CT serta VT,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, stasiun bawah tanah MRT berjumlah enam stasiun, yaitu Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Setiabudi, Stasiun Dukuh Atas, dan Stasiun Bundaran HI.
Pada setiap stasiun bawah tanah MRT akan memiliki 1 cooling tower (CT) dan 2 ventilation tower (VT). CT berfungsi sebagai bagian dari sistem air conditioner (AC) bangunan stasiun.
"Sedangkan VT berfungsi sebagai ventilasi stasiun dan terowongan (tunnel) jalur bawah tanah MRT untuk mengatur tekanan dan suhu yang terdapat di tunnel," katanya.
Penyelesaian pekerjaan konstruksi MRT Jakarta koridor Selatan – Utara Fase 1 (Lebak Bulus – Bundaran HI) sejauh ini telah mencapai 62% (per 30 November 2016).
Secara umum, pekerjaan konstruksi yang terus berlangsung mencakup area depo MRT, pembuatan pondasi kolom jalur dan kolom stasiun layang, pembangunan struktur boks stasiun bawah tanah, pembuatan terowongan jalur bawah tanah, pembangunan Cooling Tower dan Ventilation Tower, dan pembangunan pintu masuk (entrance) stasiun bawah tanah.