Bisnis.com, JAKARTA - Konsep pembangunan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) Jakarta dinilai masih belum matang, sehingga perencanaannya kerap berubah-ubah.
Ketua Dewan Transportasi Jakarta (DTKJ) Iskandar Abubakar mengatakan, selama konsep TOD didengungkan di Jakarta banyak faktor yang mempengaruhi perencanaan, sehingga menjadi kendala pembangunan.
"Kami akan buat analisis untuk merealisasikan agar TOD berjalan dengan baik, karena permasalahannya adalah perencanaan TOD ini kurang mendalam," paparnya usai pengukuhan anggota DTKJ, Rabu (3/5/2017).
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Andriansyah mengamini perencanaan konsep TOD Jakarta selama ini kurang matang yang berakibat terhadap lambatnya pembangunan.
Dia memaparkan, konsep TOD setidaknya harus seperti Jepang yang telah direncanakan sejak 1872 meskipun terealisasinya baru sekitar 1945.
"Saya salut dengan Jepang, karena berganti-ganti pemerintahan pun perencanaannya tetap, tidak berubah-ubah, sehingga pembangunan TOD terealisasi dengan baik," paparnya.
Baca Juga
Dia memaparkan, pihaknya telah melakukan studi banding terkait pengembangan TOD ke Jepang, sehingga bisa dicontoh dan diterapkan di Jakarta. Beberapa pengalaman yang harus adopsi dari Jepang, kata dia, adalah keterpaduan dan kesinambungan konsep TOD di Jakarta.
"Di Jepang ada TOD yang dilakukan oleh pemerintah, swasta dan pemerintah, dan murni swasta dengan kepastian hukum yang benar-benar bisa dipegang. Jadi perencanaan dari A-Z tidak goyang, tidak berubah," paparnya.
Dia meminta, DTKJ bisa berkontribusi untuk merealisasikan TOD di Jakarta, karena keanggotaannya dinilai ideal dari berbagai disiplin dan latar belakang mulai dari pakar, akademisi, pengusaha, kepolisian hingga pengusaha angkutan.
"Menurut saya, Jakarta dan Jepang itu tidak ada bedanya. Keduanya sibuk, penduduknya juga padat, jadi cocok saja kalau TOD diterapkan di Jakarta. Dengan begitu, persoalan ekonomi, pariwisata dan budaya juga akan baik karena sudah ada akses," katanya.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Sigit Wijatmoko memaparkan, pembangunan TOD terlebih dahulu dikembangkan di kawasan Dukuh Atas dengan menunjuk PT Mass Rapid Transit (MRT) sebagai leader project.
Menurutnya, selain MRT ada beberapa badan usaha milik daerah (BUMD) lain yang juga terlibat dalam pengembangan TOD yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro), PD Pasar Jaya dan PT Transjakarta.
"Dalam lima bulan ke depan para BUMD ini harus menerbitkan produk hukum sehingga detil kebijakannya bisa dipercepat," paparnya.
Dia menuturkan, pengembangan TOD sendiri telah diatur dalam Pergub No. 44/2017 tentang pengembangan kawasan TOD sehingga bisa menjadi pegangan dalam pembangunan proyek tersebut.
Konsep TOD Jakarta akan menjadi gaya hidup bagi warga DKI dengan memanfaatkan kawasan hunian, pusat bisnis, fasilitas perbelanjaan dan transportasi yang terintegrasi.