Bisnis.com, JAKARTA- Pajak kendaraan bermotor di DKI Jakarta mendominasi realisasi penerimaan pajak daerah pada pekan pertama Juni 2017.
Data Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI menyebutkan penerimaan pajak kendaraan bermotor atau PKB pada pekan pertama Juni ini mencapai Rp3,18 triliun atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp2,96 triliun.
Sepanjang tahun ini BPRD DKI menargetkan penerimaan PKB mencapai Rp7,9 triliun atau meningkat sekitar 11.21% dari target tahun sebelumnya yang mencapai Rp7,05 triliun.
Kepala BPRD DKI Edi Sumantri mengatakan tigginya perolehan PKB hingga awal Juni ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi komitmen pemerintah dalam meningkatkan penerimaan pajak.
"Kami ada beberapa upaya yang dilakukan untuk menggenjot perolehan pajak ini, yakni penyampaian surat penagihan door to door pada perusahaan besar yang menunggak pajak di seluruh wilayah Samsat," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (7/6).
Selain itu, gebrakan pemerintah dengan mengeluarkan intruksi gubernur kepada seluruh jajaran kecamatan dan kelurahan untuk mendorong warga membayar pajak juga berdampak pada perolehan PKB tahun ini.
Baca Juga
Dia memberi contoh, setiap kecamatan dan keluarahan melalui Ketua RT dan Ketua RW diberikan daftar nama wajib pajak yang belum membayar PKB untuk segera melunasi.
"Selain itu, kami juga rutin menggelar razia kendaraan bermotor gabungan dengan aparat kepolisian dan Dishub sehingga menjadi efek jera bagi yang belum membayar PKB," paparnya.
Data BPRD DKI mencatat total kendaraan bermotor yang belum melunasi pajak hingga Maret 2017 mencapai 3,8 juta. Sebanyak 3,2 juta merupakan jenis sepeda motor dan 600.000 itu mobil.
Menurutnya penerimaan dari PKB menduduki posisi pertama dengan target nilai Rp7,9 triliun. Sementara itu, posisi kedua dan ketiga ditempati oleh pajak bumi dan bangunan (PBB) sebesar Rp7,7 triliun dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) Rp5,3 triliun.
Edi menambahkan pihaknya optimistis hingga akhir tahun target PKB akan mencapai target seiring masih besar potensi penerimaan pajak tersebut yang bisa disasar.
Dia memperkirakan total kendaraan bermotor yang terdapat di Jakarta lebih dari 7 juta unit. Namun, dari jumlah tersebut sekitar 3,8 juta di antaranya masih belum membayar pajak.
"Potensi yang akan kami bidik lagi ada kegiatan pameran Indonesia Motor Show yang setiap tahunnya digelar di Jakarta. Ini salah satu yang menjadi kami optimistis tahun ini akan tercapai," katanya.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengatakan DKI Jakarta tercatat sebagai pasar kedua terbesar kendaraan bermotor setelah Jawa Barat.
Gaikindo optimistis target penjualan kendaraan pada tahun ini akan tercapai, seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01% pada kuartal I/2017.
Berdasarkan catatan Bisnis, Badan Pusat Statistik menyebutkan, pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama tahun ini mampu melampaui capaian pada periode yang sama tahun lalu yakni hanya sebesar 4,92%.
Sementara itu, penjualan mobil ke diler pada kuartal I/2017 tercatat sebanyak 283.245 unit, naik sebesar 5,96% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu yakni sebanyak 267.302 unit.
"Serapan penjualan mobil di Jakarta mencapai sekitar 19% untuk nasional. Tetapi apakah penjualan mobil itu berdampak positif terhadap peningkatan pembayaran pajak kendaraan bermotor, saya belum pegang datanya," ujarnya.