Bisnis.com, JAKARTA- Pemprov DKI diminta untuk segera merampungkan pengerjaan infrastruktur koridor 13 Ciledug-Tendean seiring target operasi jalan layang peruntukan Transjakarta tersebut akan dilakukan pada pertengahan Agustus ini.
Ketua Dewan Transportasi Kota DKI Jakarta atau DTKJ Iskandar Abubakar mengatakan pihaknya telah mengecek koridor 13 Transjakarta, Ciledug-Tendean pada Juli lalu dengan menghasilkan beberapa catatan.
"Secara keseluruhan kami lihat sudah oke. Hanya saja tangga menuju halte CSW, Blok M, Jakarta Selatan dan lampu di sepanjang jalan belum ada. Itu yang kami minta," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (6/8).
Abubakar mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Pemprov DKI terkait pengerjaan infrastruktur tangga berjalan atau eskalator dan penerangan jalan sebagai untuk koridor 13 Ciledug-Tendean tersebut.
Menurutnya, untuk pengadaan eskalator membutuhkan investasi tambahan dan saat ini sedang disiapkan oleh dinas terkait sehingga tahun depan diharapkan bisa rampung secara keseluruhan.
"Catatan lainnya yang kami ingat kepada Pemprov DKI adalah operasional bus. Kalau untuk bus solo yang pendek kami lihat sudah oke. Tapi kalau Transjakarta nanti operasikan bus gandeng yang double, kami harus tinjau lagi," ujarnya.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Utama Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan uji coba koridor 13 Ciledug-Tendean akan dilakukan pada Minggu pekan depan (13/8/2017).
Budi mengatakan pihaknya telah menerima Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk koridor 13 rute Ciledug-Tendean dengan memberikan pelayanan kepada pelanggan.
"Nantinya jalan layang khusus Transjakarta sepanjang 9,4 km tersebut beroperasi dari pukul 05.00 WIB hingga 19.00 WIB," ujarnya.
Adapun, pembatasan waktu operasional dilakukan karena Transjakarta masih menunggu rampungnya pemasangan lampu penerangan di jalur koridor 13 tersebut.
"Bila sudah rampung maka layanan bisa sampai pukul 22.00 WIB,” katanya.
Menurut Budi, halte yang dilayani untuk jalan layang khusus Transjakarta, yakni halte Tendean, halte Tirtayasa, halte Mayestik, dan halte Adam Malik.
Keempat halte itu telah siap dioperasikan. Sementara sisanya sebanyak delapan halte akan dioperasikan setelah dilengkapi fasilitas yang menambah keamanan maupun kenyamanan pelanggan Transjakarta.
Dia mengatakan Transjakarta menyiapkan sejumlah bus untuk melayani pelanggan, pengemudi, petugas layanan bus (PLB), dan petugas halte hingga mesin gate untuk mendata pelanggan.
Menurutnya, Transjakarta berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Dinas Penerangan dan Energi DKI Jakarta, Walikota Tangerang, Dinas Perhubungan Kota Tangerang untuk peresmian pengoperasian koridor 13 di 16 Agustus 2017 mendatang.
Adapun, Transjakarta sudah melaksanakan uji coba koridor 13 sejak Mei lalu dengan mengoperasikan bus dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB sebagai persiapan operasional jalan layang khusus Transjakarta.
"Untuk peresmiannya akan kami lakukan pada Rabu (16/8/2017). Kami sudah koordinasi dengan dinas terkait termasuk Pemkot Tangerang," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah membenarkan belum rampungnya infrastruktur secara keseluruhan pada koridor 13 Ciledug-Tendean karena belum terpasangnya penerangan jalan umum (PJU) di sepanjang jalan layang non-tol tersebut.
"Iya, memang ada kendala di lampu. Itu terjadi karena pemenang lelangnya wanprestasi. Mereka tidak melakukan pekerjaan sesuai kontrak yang telah disetujui," ujarnya.
Berdasarkan hasil pengumuman lelang di lpse.jakarta.go.id, PT Gemavirta Abadi ditetapkan menjadi pemenang tender Pembangunan Pencahayaan Kota di Fly Over Tendean – Ciledug.
Dari Nilai harga perkiraan sendiri (HPS) Paket sebesar Rp17,5 miliar, PT Gemavirta Abadi melakukan penawaran terendah yaitu Rp14,8 miliar.
Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Selatan sudah melakukan koordinasi dengan perusahaan pemenang lelang untuk segera memasang PJU di koridor khusus bus Transjakarta tersebut. Namun, tidak ada progres berarti yang dilaksanakan oleh PT Gemavirta Abadi.
Pasalnya, terhitung baru terpasang 40 unit PJU. Padahal ada sekitar 350 titik PJU yang mesti dipasang di jalan layang sepanjang 9,5 kilometer tersebut.
"Pemenang pertama sudah kontrak tetapi gak kerja. Saya minta perusahaan ini di-black list," ucap mantan Walikota Jakarta Pusat tersebut.
Saefullah sudah menginstruksikan Badan Penyedia Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) DKI Jakarta segera menunjuk langsung pemenang kedua untuk mempercepat proses pemasangan PJU di lapangan.
Berdasarkan data BPPBJ DKI, PT Panca Rodearni Solusi keluar sebagai pemenang kedua dengan nilai penawaran Rp15,7 miliar.
Meski demikian, dia mengingatkan agar BPPBJ DKI tetap melakukan survey terkait kapabilitas perusahaan pemenang lelang kedua tersebut.
Pasalnya, pemasangan PJU merupakan tahapan penting sebelum nantinya koridor khusus bus Transjakarta tersebut beroperasi atau mengangkut penumpang dari pagi hingga malam hari.
"Nanti kepala Dinas Perindustrian dan Energi segera berkontrak dengan pemenang kedua. Saya minta teman-teman di BPPBJ DKI lebih hati-hati dalam menentukan pemenang tender. Hal seperti ini jangan sampai terulang lagi," ujarnya.