Bisnis.com, JAKARTA - Penataan di kawasan Tanah Abang sedang dilakukan Pemprov DKI.
Selain menata pedagang kaki lima, Pemprov DKI juga akan mengakomodasi tukang ojek yang biasa mengambil penumpang di dekat stasiun Tanah Abang.
Pengemudi tersebut termasuk ojek pangkalan atau "opang" dan ojek online atau yang dikenal dengan sebutan "ojol".
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan pihaknya akan menggabungkan area tunggu opang dan ojol dalam satu kawasan yang terletak di pintu keluar Stasiun Tanah Abang dekat Jalan Jati Baru.
Hal itu diungkapkan Andri ke Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi PPP Abraham Lunggana alias Lulung ketika melakukan peninjauan ke Tanah Abang.
"Jadi semua akan masuk Pak Haji [Lulung], tetapi ojol di sana dan opang sebelah sini," kata Andri di Tanah Abang, Jumat (22/12/2017).
Baca Juga
Andri menambahkan opang akan ditempatkan di dekat pintu keluar stasiun. Sementara itu, ojol akan menunggu di tempat yang lebih jauh walaupun masih satu kawasan. Alasannya karena ojol sistemnya pesanan sehingga menunggu panggilan penumpang.
Lulung mengatakan urusan menata warga, termasuk pengemudi ojek, memang tanggung jawab pemerintah. Meski demikian, dia mengingatkan bahwa sebagian besar opang merupakan warga asli Tanah Abang.
"Opang itu 90% anak wilayah, tetapi ojol juga besar. Karena itu, penting cara pemerintah memfasilitasi dengan baik dan efektif. Opang yang mangkal di sini sebagian besar saya kenal," ucapnya.
Berbeda dengan ucapan Lulung dan Andri yang melihat masalah pangkalan ojek secara sederhana, beberapa pengemudi opang Tanah Abang justru menolak mentah-mentah rencana tersebut.
Salah satu pengemudi opang bernama Ali menolak adanya shelter ojek di dalam kawasan Stasiun Tanah Abang. Menurutnya, akan terjadi ketegangan antara opang dan ojol jika ditempatkan berdekatan.
"Sekarang aja [lokasi berjauhan] kami digencet. Apalagi kalau digabung bisa-bisa berantem nanti. Opang dan ojol ini kan beda sistem, gak bisa ditaro sekamar," ujar pria yang sudah 15 tahun mangkal di kawasan Tanah Abang.
Akibat gesekan yang acap terjadi, para pengemudi ojol kini menunggu penumpang di dekat halte bus Jati Baru yang ada di pinggir jalan raya.
Berbeda dengan Ali, pengemudi ojol bernama Syarief justru menyambut baik rencana pemerintah untuk membuka shelter ojek ke dalam stasiun.
"Saya sih senang kalau ditempatkan di sana karena dekat ke penumpang turun kereta. Kalau sekarang,mereka harus jalan kaki dulu sebelum kami jemput. Ojol gak bisa jemput di pintu keluar stasiun," kata pria berusia 30 tahun tersebut.
Meski demikian, dia tak memungkiri bahwa sulit menggabungkan pengemudi ojol dan opang dalam satu lokasi. Padahal, menurutnya, sebagian ojol yang mencari penumpang juga tinggal di kawasan Tanah Abang dan sekitarnya.
"Kami tunggu saja arahan pemerintah. Untuk sementara waktu, ya kami mangkal di pinggir jalan begini sambil nunggu pesanan penumpang," imbuhnya.