Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Underpass Mampang-Kuningan Bisa Kurangi Kemacetan 40%

Pengamat transportasi menilai pembangunan Underpass Mampang-Kuningan, Jakarta Selatan hanya dapat mengurangi kemacetan dalam jangka waktu hingga dua tahun saja.

Bisnis.com, JAKARTA -- Pengamat transportasi menilai pembangunan Underpass Mampang-Kuningan, Jakarta Selatan hanya dapat mengurangi kemacetan dalam jangka waktu hingga dua tahun saja.

Pengamat Transportasi dari Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menjelaskan bila Underpass (Jalur Lintas Bawah) Mampang-Kuningan telah resmi dibuka untuk umum maka dapat mereduksi kemacetan hingga 40% di jalan tersebut.

Kendati demikian, tingkat kemacetan yang bisa dikurangi tersebut hanya akan bertahan sementara waktu. Faktor lonjakan penduduk dan kendaraan per tahun menjadi penyebab utama permasalahan ini.

Selain itu, keberadaan Jalur Lintas Bawah Mampang-Kuningan hanya mengalihkan kemacetan hingga ke tempat lain, tidak mengentaskan masalah kemacetan yang ada di Jakarta. "Jadi di situ saja [Mampang-Kuningan] yang beres [macet]. Namun, di sekitar wilayah itu antriannya masih panjang," kata Djoko kepada Bisnis, Rabu (11/4/2018).

Menurutnya, pembangunan infrastruktur di Ibu Kota memang penting, namun bila tidak dibarengi dengan berbagai kebijakan lain maka hanya menjadi proyek yang sia-sia. "Buat jalan lintas bawah dan infrastruktur lain itu mahal bisa senilai Rp100--Rp200 miliar, tapi tidak serta merta menyelesaikan persoalan macet," ungkapnya.

Djoko menilai ada dua langkah yang bisa dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, yakni sistem push (dorong) dan pull (tarik). Dia menambahkan dorong yang dimaksud adalah membangun infrastruktur, memperbaiki sarana dan prasarana angkutan umum, pembatasan kendaraan pribadi, sistem ganjil-genap kendaraan roda empat ke atas, larangan melintas di daerah tertentu untuk roda dua.

"Pemprov DKI jangan alergi untuk membatasi kendaraan pribadi," ujarnya.

Adapun yang dimaksud tarik, yakni menaikan pajak kendaraan dengan signifikan sehingga masyarakat akan berpikir ulang untuk membeli kendaraan. Hal ini terbukti berhasil di beberapa negara maju semisal Singapura. Selain itu, tarif parkir dalam kota seperti di pusat perbelanjaan, perkantoran, dan lain-lain dinaikan.

"Paling utama tugas Pemprov DKI, harus bisa mengalihkan kebiasaan masyarakat dalam menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi umum, itu solusinya," katanya.

Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Perhubungan (Wakadishub) DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko mengatakan uji coba pengoprasian lintas bawah Mampang-Kuningan yang dilakukan pada Rabu (11/4/2018) berjalan baik.

Dengan demikian, dia menilai bahwa Jalur Lintas Bawah Mampang-Kuningan ini dapat dioperasikan sesuai dengan target yang ditetapkan.

"[Jalur Lintas Bawah Mampng-Kuningan] dapat mereduksi kemacetan sebesar 35%-40%," kata Sigit, Rabu (11/4/2018).

Kendati demikian, Sigit mengungkapkan akan menyempurnakan berbagai fasilitas pendukung jalan ini dalam waktu dekat. "[Masih ada] perbaikan minor, terkait rambu dan marka," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper