Bisnis.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris menyatakan dirinya tak bisa dikaitkan dengan kabar dugaan uang tutup mulut untuk keluarga korban sembako Monas.
Dia menjelaskan, dirinya tak lagi berkiprah di Relawan Merah Putih, organisasi yang disebut-sebut mengirim anggota untuk memberi uang tutup mulut kepada Komariyah, ibunda korban tewas Muhammad Rizki Syahputra, 10 tahun.
Charles mengakui menjadi Koordinator Relawan Merah Putih hanya dalam kampanye Pilpres 2014 untuk mendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Kelompok itu dibentuk oleh Taruna Merah Putih, organisasi sayap PDI Perjuangan.
"Hanya itu," katanya, Kamis (3/5/2018).
"Saya sama sekali tidak terlibat dalam kegiatan Relawan itu saat ini."
Sebelumnya, pengacara Komariyah, Muhammad Fayyadh, mengatakan kliennya diberi uang duka Rp 5 juta oleh dua anggota Relawan Merah Putih dengan permintaan khusus.
Baca Juga
"Mereka minta agar tidak menyampaikan kronologi kejadian, tolong jangan disampaikan ke siapapun," ujar Fayyadh menirukan ucapan kliennya seusai mengadukan kasus kematian Rizki di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (2/5/2018).
Relawan Merah Putih muncul di publik pada 2014 dan 2017 masing-masing dalam Pilpres 2014 dan Pilkada DKI Jakarta 2017. Pada 2014,
Charles Honoris tampil sebagai Koordinator Relawan Merah Putih untuk mendukung pasangan Jokowi-JK. Sedangkan pada Pilkada DKI, Relawan Merah Putih DKI muncul sebagai pendukung Ahok-Djarot.
Kemarin, Charles juga mengadu ke Bareskrim Polri karena namanya disebut di sosial media sebagai pihak yang memberikan kupon sembako dalam acara bagi-bagi sembaro di Monas yang berujung maut. Dia melaporkan pemilik akun Twitter @MuchlistHassan.
Melalui pengacara Budi Widarto, Charles Honoris menyatakan dirinya tak terlibat dalam acara yang digelar Forum Untukmu Indonesia (FUI) di Monas pada Sabtu, 28 April 2018.
Dia membenarkan telah mencetak kupon sembako bergambar dirinya, tapi kupon itu tidak untuk dibagikan di acara Monas. Menurut Budi Widarto, kupon sembako itu dicetak untuk keperluan bakti sosial di daerah Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.
Menurut Charles, laporan polisi tersebut atas nama pribadi sebagai anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan.
"Laporan itu tak bisa dikaitkan dengan Relawan Merah Putih," ucapnya.
Dia mengklaim, banyak pihak yang mengaku sebagai Relawan Merah Putih. Bahkan, siapapun bisa datang ke keluarga korban lalu mengaku sebagai anggota organisasi manapun.
"Tidak bisa diverifikasi," kata dia.
"Relawan Merah Putih mestinya diminta bicara."
Rizki dan Mahesa Junaedi (12) meninggal setelah ikut antrean makanan gratis di Monas pada Sabtu (28/4/2018). Rizki terinjak-injak peserta lain ketika antre sembako gratis.
Warga Pademangan, Jakarta Utara, tersebut sempat dilarikan ke Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat. Tapi, Rizki meninggal keesokan harinya.
Sehari kemudian, dua orang mengaku dari Relawan Merah Putih datang memberi uang duka Rp 5 juta. Mereka juga meminta Komariyah agar tidak menyampaikan kronologis kasus sembako maut sehingga dua bocah tewas di Monas.