Bisnis.com, JAKARTA -- Ribuan warga yang tinggal di 24 rumah susun di DKI Jakarta menunggak biaya sewa sebesar Rp50 miliar, dua kali lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
"Bulan kemarin, saya update sudah mencapai Rp50 miliar, kemungkinan sekarang akan naik lagi," sebut Kepala Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat Dinas Perumahan dan Permukiman Rakyat DKI Jakarta Surahman, seperti dilansir Tempo, Senin (25/6/2018).
Menurutnya, data rekapitulasi menunjukkan jumlah tunggakan meningkat drastis sejak tahun lalu ketika ada momentum Pilkada. Pada pertengahan 2017, jumlah tunggakan warga tercatat sebesar Rp26 miliar, lau naik menjadi Rp30 miliar dan sekarang meningkat menjadi Rp50 miliar.
Surahman mengungkapkan pihaknya akan melapork kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentang hal ini. Jika tak segera diatasi, maka dikhawatirkan bakal menjadi beban operasional pemerintah.
"Kami mohon arahan ke beliau langkah-langkahnya," ujarnya.
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta pernah berhasil memangkas tunggakan sewa rumah susun dari Rp31 miliar menjadi Rp26 miliar. Hal itu dilakukan dengan mengancam mengusir penghuni yang bandel.
Namun, hal ini tak bertahan lama karena sekarang tunggakan sewanya kembali meroket.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perumahan Meli Budiastuti mengatakan tunggakan mulai meningkat sejak lima tahun terakhir.
Pada 2014-2017, Pemerintah DKI Jakarta gencar merelokasi warga dari perumahan kumuh ke rumah susun (rusun). Langkah ini membuat tunggakan terkerek menjadi Rp32 miliar dan terus naik.
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna menyarankan Pemerintah DKI Jakarta untuk memutihkan utang serta mendata penghuni rusun yang benar-benar tak mampu dan yang mampu membayar.
"Tapi tergantung persetujuan DPRD," tukasnya.
Berikut data tunggakan sewa penghuni rusun selama Agustus 2017-Mei 2018:
2017
Agustus: Rp31,7 miliar
September: Rp32 miliar
Oktober: Rp26 miliar
November: tidak diketahui
Desember: Rp31,9 miliar
2018
Januari: Rp32 miliar
Februari: Rp35 miliar
Maret: tidak diketahui
April: tidak diketahui
Mei: Rp50 miliar