Bisnis.com, JAKARTA - Setelah mengganti dan melantik wali kota dan pejabat sselon II di lingkungan Pemprov DKI, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya mulai merombak jajaran direksi dan komisaris perusahaan daerah.
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Satya Heragandhi menjadi "korban" pertama perombakan yang dilakukan Anies. Pada Selasa (10/7/2018), Anies mengutus Kepala Badan Pembina BUMD DKI Yurianto untuk menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pimpinan yang dilanjutkan dengan RUPS Tahunan.
Ternyata, pertemuan itu belum selesai. Yurianto melanjutkan RUPS luar biasa agenda yang cukup mengejutkan semua pihak, perombakan direksi dan komisaris.
Gubernur sebagai pemegang saham mayoritas di Jakpro memutuskan memecat Satya Heragandhi dari pucuk pimpinan perusahaan. Dia pun menunjukkan Dwi Wahyu Daryoto sebagai pengganti. Selain itu, Anies juga mendepak Jimmy Siswanto dari jabatan komisaris yang diganti oleh Daryanto.
Posisi direksi dan komisaris lain aman atau tidak ada pergantian.
Baca Juga
Ketua Panitia Seleksi (pansel) BUMD DKI sekaligus Komisioner Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Irham Dilmy mengatakan pergantian tersebut sudah melalui proses tes kelayakan yang dimulai sejak pertengahan Maret lalu.
Pansel itu terdiri dari lima orang anggota antara lain dirinya (merangkap ketua), Kepala BP-BUMD Yurianto (sekretaris), Zaki Baridwan (guru besar UGM), Adnan Pandu Praja (mantan komisioner KPK) serta Maruli Gultom (mantan Presiden Direktur Astra Agro Lestari TBK).
"Pasti [sudah melalui fit and propher test] dan harus demikian]," ungkapnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Selasa (10/7/2018).
Berdasarkan catatan Bisnis, Daryoto sebelumnya sempat duduk sebagai Direktur Manajemen Aset PT Pertamina Persero. Posisinya di BUMN tersebut diganti oleh Menteri Rini Soemarno bersamaan dengan Elia Massa Manik yang kala itu menjabat sebagai Direktur Utama.
Irham membeberkan alasan pemilihan Daryoto sebagai pimpinan di Jakpro meskipun core bisnis Pertamina dan BUMD DKI tersebut jauh berbeda.
Meski Daryoto hanya sebentar di Pertamina, dia menilai banyak capaian yangg dihasilkan. Menurutnya, Daryoto memahami dunia bisnis luar dalam karena belama di dunia konsultan internasional, yaitu Pricewaterhouse Coopers.
"Keahlian dalam manajemen transformasi menjadi kelebihan utamanya," jelas Irham.
Dia mengatakan proses seleksi "bos" BUMD DKI tak berhenti di Jakpro. Justru, pansel saat ini tengah menyelesaikan fit and propher test yang hasilnya bakal diajukan kepada Anies. Irham memberi bocoran perusahaan daerah lain yang kemungkinan akan mengalami perombakan.
"Semua masih dalam proses, ada Bank DKI, PD Pasar Jaya, Kawasan Berikat Nusantara, dan PDAM Jaya," ucapnya.
Anggota DPRD DKI dari Fraksi PDI Perjuangan Gembong Warsono menuturkan perombakan atau pemecatan direksi BUMD sepenuhnya ada di tangan gubernur.
"Itu kan hak prerogatif Gubernur, kami sih tidak ada masalah," katanya.
Namun, dia menilai momentum atau waktu pemecatan Satya sangat tidak tepat. Pimpinan Jakpro tersebut justru didepak saat Jakarta sedang mempersiapkan perhelatan Asian Games 2018. Pemprov DKI telah menugaskan Jakpro untuk membangun dan mengoperasikan tiga proyek, yaitu kereta ringan (light rail transit/LRT), arena balap sepeda Velodrome, serta arena berkuda Equestrian.
Jakpro bermitra dengan PT Wijaya Karya Tbk. untuk menyelesaikan proyek-proyek tersebut sebelum pesta olah raga se-Asia itu akan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo.
"Kenapa harus sekarang gantinya, harusnya nanti saja setelah Asian Games. Dirut baru emang bisa langsung kerja? Enggak, dia pasti adaptasi dulu," tegasnya.
Gembong pun khawatir pemecatan Satya akan berimbas pada penyelesaian proyek-proyek tersebut. Apalagi, saat ini baik pemerintah pusat maupun warga Jakarta menunggu dioperasikannya LRT Kelapa Gading-Velodrome.
Menanggapi hal itu, Satya tetap memegang komitmen untuk melakukan transisi kerja kepada Direktur Utama Jakpro yang baru, Dwi Wahyu Daryoto.
"Saya ada personal commitment membantu proyek LRT berjalan untuk Asian Games," jelasnya.
Satya mengaku belum memikirkan opsi karier yang akan dipilih setelah tak menjabat lagi sebagai Dirut Jakpro. Fokusnya saat ini menyelesaikan semua pekerjaan yang sudah ditugaskan oleh Pemprov DKI.
"Setelah beres semua baru saya exercising my options. Terima kasih atas dukungannya selama ini," ujarnya.
Setelah Satya, Siapa direksi BUMD yang akan dipecat Anies? Mari Kita tunggu tanggal mainnya.