Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta partai pengusung, yaitu Gerindra dan PKS, segera memutuskan nama Wakil Gubernur DKI pengganti Sandiaga Uno. Pasalnya, dia mulai merasa kerepotan menghadiri beberapa agenda, khususnya yang di luar Balai Kota DKI Jakarta.
“[Terkait nama calon Wagub DKI] Saya menunggu dari partai saja,” katanya, Senin (8/10/2018).
Sementara itu, untuk kegiatan internal mantan Menteri Pendidikan tersebut mengaku tidak merasa terganggu kinerjanya.
Anies menyebut pengambilan keputusan mengenai sebuah kebijakan di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tetap menjadi tanggung jawabnya.
“Kan ada deputi, ada asisten, jadi secara pekerjaan di lingkungan Pemprov DKI tidak ada masalah. Toh, semuanya keputusan dan tanda tangan selama ini ada pada gubernur,” ungkapnya.
Meski demikian, Anies mengaku cukup kerepotan menghadiri rapat-rapat eksternal, khususnya yang digelar oleh kementerian atau lembaga terkait. Ketika dulu masih ada Sandiaga Uno, dia lebih leluasa karena bisa mendisposisikan untuk menghadiri rapat atau acara lain ke wagub.
Apalagi, banyak kegiatan eksternal misalnya pertemuan dengan pemerintah pusat atau pihak luar yang mengundang Pemprov DKI. Salah satunya, ketika harus hadir rapat koordinasi penyelenggaraan Asian Para Games 2018.
Dengan tidak ada Wagub DKI, Anies agak repot menghadiri rapat yang berada di level menteri atau kabinet. Bila yang datang Gubernur atau Wagub DKI, maka mereka akan duduk di barisan yang sama dengan para menteri.
“Kalau yang datang Sekda [Saefullah], duduknya di barisan belakang, tidak bisa di barisan depan. Ya memang karena ada protokolnya. Kalau yang datang gubernur atau wagub, protokolnya sama," jawabnya.
Seperti diketahui, PKS dan Gerindra belum sepakat soal sosok yang akan mendampingi Anies memimpin Ibu Kota.
PKS sudah memiliki dua nama yang akan diajukan sebagai kandidat wagub yaitu Achmad Syaikhu dan Agung Yulianto. Sementara itu, Ketua DPD Gerindra DKI Mohammad Taufik digadang-gadang sebagai calon kuat menggantikan Sandi.