Bisnis.com, JAKARTA – Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah, Rabu (10/10/2018), mengatakan pada akhir Oktober, skybridge Tanah Abang dapat berfungsi secara total.
Semula, skybridge itu akan diresmikan pada 15 Oktober 2018, namun dalam periode tersebut akan dilakukan proses uji coba.
Proses uji coba mengakibatk ankses yang dapat dijangkau skybridge terbatas, karena akses skybridge yang menghubungkan ke arah Stasiun Jatibaru Bengkel ditutup. Akses yang sudah berfungsi yakni ke Blok F dan Blok G.
Menurut Yoory Pinontoan, Direktur Utama Sarana Jaya di Balai Kota, pada 15 Oktober, skybridge Tanah Abang dapat difungsikan, tapi terbatas dan belum bisa seluruhnya, karena harus diujicoba lebih dulu.
Targetnya, jembatan tersebut dapat berfungsi secara total akhir Oktober. Sementara, pada 15 Oktober yang sudah bisa terhubung adalah ke arah Blok F dan Blok G, sedangkan akses ke arah Stasiun Jatibaru Bengkel masih ditutup.
Untuk mengelola skybridge tersebut, Gubernur Provinsi DKI JakartaAnies Baswedan telah menunjuk Sarana Jaya dalam acara rapat pimpinan terbatas di Balai Kota, Rabu (10/10/2018).
Sarana Jaya akan berkoordinasi dengan Pasar Jaya, dan Dinas Koperasi UMKM Provinsi DKI Jakarta untuk memprioritaskan siapa saja yang dapat beroperasi di skybridge tersebut.
Jembatan penyeberangan multiguna (JPM) atau skybridge Tanah Abang tak hanya digunakan sebagai akses jalan yang terintegrasi saja, JPM Tanah Abang juga akan menampung sebanyak 446 pedagang yang sebelumnya berada di tenda-tenda.
Anies mengatakan pembangunan jembatan layang multiguna itu ditargetkan rampung pada pekan depan. Saat ini, pembangunan sky bridge itu baru mencapai sekitar 60 persen.
"Masih terus kami kebut. Harapannya tuntas pada 15 Oktober," ujar Anies Baswedan di Balai Kota, seperti dikutip dari Tempo, Selasa (9/10/2018).
Jembatan sepanjang 386,4 meter dan lebar 12,6 meter itu akan menampung 446 pedagang. Mereka merupakan pelapak yang saat ini menempati tenda-tenda di sepanjang Jalan Jatibaru Raya, Jakarta Pusat.
Pemerintah DKI sedang mengatur mekanisme penempatan para pedagang. Pengaturan, kata Anies, diperlukan agar jembatan layang itu tetap rapi dan tertib meski pedagang dan pejalan kaki berjubel di atasnya.