Bisnis.com, JAKARTA--Perumda Pasar Jaya menargetkan pendapatan sebesar Rp1,1 triliun hingga akhir 2019.
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan target tersebut naik dibandingkan realisasi pendapatan sepanjang 2018 yang mencapai Rp940 miliar.
"RUPS setuju menaikkan target pendapatan hingga Rp1,1 triliun pada tahun ini seiring makin berkembangnya bisnis perusahaan, khususnya di sektor distribusi pangan," katanya kepada Bisnis, Jumat (8/2/2019).
Dia menuturkan Pasar Jaya mengalami peningkatan pendapatan sejak beberapa tahun terakhir, yaitu mulai dari Rp500 miliar pada 2016 lalu naik menjadi Rp700 miliar pada 2017.
Bukan itu saja, porsi sumber pendapatan perusahaan juga ikut berubah. Jika sebelumnya pendapatan didapat dari bisnis sewa-menyewa kios atau toko di 152 pasar, kini perusahaan yang baru berganti status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) tersebut justru mendapat perkembangan di sektor distribusi pangan.
Pendapatan dari distribusi pangan melesat setelah Pasar Jaya meresmikan gerai Jak Grosir pertama di Pasar Induk Kramat Jati tahun lalu. Setelah itu, Arief lantas mulai mengembangkan sayap ke toko ritel, yaitu Jak Mart dan Mini Jak Mart. Saat ini, total gerai ritel yang dimiliki Pasar Jaya tersebar di 58 lokasi.
"Sekarang komposisi pendapatan 35% dari distribusi pangan, 35% sewa-menyewa toko, dan sisanya parkir dan lain-lain. Tahun ini, saya prediksi lebih dari 50% atau sekitar Rp600 miliar kontribusi pendapatan berasal dari distribusi pangan," imbuhnya.
Arief menambahkan saat ini pihaknya tengah menyelesaikan pembangunan Jak Grosir pertama di Kepulauan Seribu. Nantinya, pusat perkulakan tersebut akan dibangun di Pulau Tidung Kecil. Jak Grosir, lanjutnya, bukan hanya berfungsi sebagai toko ritel. Lebih dari itu, alasan Pemprov DKI membangun Jak Grosir agar dapat menjaga stabilitas harga bahan-bahan pokok di pasar.
Nantinya, kata dia, para pedagang atau warga yang memiliki toko di Kepulauan Seribu tidak perlu jauh-jauh membeli kebutuhan pokok di daratan Jakarta.
"Margin keuntungan yang kami ambil tidak besar, kok. Karena tujuannya menjaga stabilitas harga dan inflasi di Ibu Kota," imbuhnya.
Selain distribusi pangan, Arief mengatakan pihaknya juga akan merambah bisnis properti mulai tahun ini, yakni lewat pembangunan rumah susun (rusun) terpadu pasar. Dalam waktu dekat, lanjutnya, Kementerian PU PR dan Pemprov DKI bakal meresmikan (soft launching) rusun terpadu di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Pusat.
Menurutnya, hal itu merupakan salah satu cara pemanfaatan pasar tradisional menjadi mixed building. Bukan tak mungkin, Arief memprediksi Pasar Jaya akan ikut merealisasikan program pemerintah yaitu hunian rakyat DP Rp0 ke depannya.
"Kami masih menunggu unit untuk diserahterimakan dari Kemen PU PR ke Pemprov DKI. Setelah itu, kami akan membangun anak usaha baru yang bertanggung jawab mengelola operasional properti. Pasar Jaya sebagai induk masih fokus pada revitalisasi pasar tradisional dan distribusi pangan," ucap Arief.