Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang bulan Ramadan, harga mayoritas harga bahan makanan menunjukkan tren penurunan harga.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta pada Maret 2019, Harga bahan makanan DKI Jakarta alami deflasi sebesar 0,06% (mtm) pada Maret 2019, melanjutkan deflasi pada bulan sebelumnya yang mencapai 0,49% (mtm).
Harga rata-rata cabe rawit mengalami penurunan sebesar 12,16% dari Rp47.426,59 menjadi Rp41.658,87.
Harga rata-rata daging ayam ras pun mengalami penurunan sebesar 11,27% (mtm) dari Rp40.225,65 menjadi Rp35.692,03, disusul oleh harga rata-rata cabe merah yang mengalami penurunan sebesar 8,44% (mtm) dari Rp39.349,06 menjadi Rp36.027,45.
Musim panen dan tingginya pasokan beras dari daerah pun turut mendorong terjadinya penurunan harga beras pada Maret 2019 sebesar 0,05% (mtm).
Namun, laju deflasi bahan makanan di DKI Jakarta tertahan oleh kenaikan harga bawang putih serta bawang merah yang mengalami kenaikan harga rata-rata masing-masing sebesar 10,58% (mtm) dan 5,59% (mtm).
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) per 12 April 2019, harga bawang putih mengalami kenaikan sebesar 17,25% (mtm) dari Rp45.500 per kg menjadi Rp53.350, harga bawang merah juga mengalami kenaikan sebesar 22,28% (mtm) dari Rp38.150 per kg pada 12 Maret 2019 menjadi Rp46.650 per kg pada 12 April 2019.
Berdasarkan data yang diperoleh oleh Bisnis dari PD Pasar Jaya, stok bawang putih dan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati per 10 April 2019 masing-masing mencapai 30 ton dan 90 ton.
Direktur Operasional PT Food Station Tjipinang Jaya (Food Station) Frans Tambunan mengatakan pihaknya tidak menyiapkan program-program khusus untuk menghadapi kebutuhan pangan pada Ramadhan 2019 yang akan jatuh pada bulan Mei mendatang.
"Persiapan kami seperti tahun sebelumnya, kalau masalah beras masih area panen raya jadi seharusnya tidak masalah," kata Frans, Jumat (12/4/2019).
Harga rata-rata beras per kg pun untuk saat ini terjaga di angka Rp12.550, turun Rp200 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Per 11 April 2019, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang pun mencapai 38.324 ton.
Terkait dengan harga bawang putih yang konsisten mengalami kenaikan sejak Desember 2018, Frans mengatakan kenaikan harga terebut terjadi karena tidak ada impor yang masuk ke Indonesia.
Adapun bawang putih yang beredar di pasar pun merupakan bawang putih yang telah disimpan sejak Desember 2018 lalu.
"Kalau untuk bawang putih rata-rata importir masih tunggu izin impor, kalau mau impor pun pasti mepet. Yang paling memungkinkan adalah sebagian bawang putih yang ditanam sekarang diubah peruntukannya dari bibit menjadi bawang putih konsumsi. Itu yang mungkin bisa membantu," ujar Frans.
Direktur Utama Food Station Arief Prasetyo Adi pun mengatakan hingga hari Kementerian Pertanian (Kementan) masih belum mengeluarkan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH). "Food Station sedang dalam proses pengajuan," ujar Arief.
Terkait dengan kenaikan harga bawang merah, Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin menerangkan kenaikan harga disebabkan oleh rendahnya pasokan dari daerah serta preferensi petani yang memilih untuk menjual bawang merah di pasar lur DKI Jakarta.
Namun, Arief Nasrudin mengatakan impor bawang masih belum diperlukan karena wilayah Brebes, Pemalang, dan Demak sudah mendekati masa panen.