Bisnis.com, JAKARTA–Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Suharno mengakui bahwa kualitas SMK swasta di DKI Jakarta masih banyak yang di bawah standar.
Hal ini pun menyebabkan angka pengangguran untuk penduduk dengan latar belakang pendidikan SMK pada Februari 2019 meningkat dibandingkan Februari 2018.
Pada Februari 2019, pengangguran tamatan SMK di DKI Jakarta mencapai 7,82%, meningkat dibandingkan Februari 2018 yang berada di angka 7,16%.
Sebagai gambaran, di DKI Jakarta terdapat 581 SMK dimana hanya 63 yang merupakan SMK negeri sedangkan 518 sisanya adalah SMK swasta.
40% dari SMK swasta yang dimaksud memiliki kualitas di bawah rata-rata dan kurang mampu menyiapkan siswanya untuk bersaing dengan siswa lain yang bersekolah di SMK yang lebih baik. "SMK yang kecil itu kita cek ternyata kontrak, sewa tanah, dan sebagainya," kata Suharno, Jumat (10/5/2019).
Hal ini pun sebelumnya juga dikeluhkan oleh Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Andri Yansyah yang mengatakan SMK swasta kurang memberikan daya dukung yang baik untuk siswanya.
Baca Juga
Untuk itu, 84 LSP wajib memiliki jejaring dengan 5 hingga 8 SMK baik negeri maupun swasta agar kualitas SMK swasta bisa terangkat. "Dengan ada LSP itu ada impact untuk peningkatan sekolah yang tersistem.
Sekolah juga harus punya tempat uji kompetensi dan bengkelnya harus standar. Kurikulum harus diubah sesuai standar kompetensi kerja nasional Indonesia," kata Suharno.
Selain itu, jumlah SMK negeri di DKI Jakarta juga akan ditambah karena banyaknya SMK swasta dengan kualitas rendah di DKI Jakarta juga terkait dengan ketidakmampuan siswa untuk bersaing masuk SMK negeri serta besarnya biaya yang ditanggung untuk masuk ke SMK swasta yang berkualitas.
Untuk 2019, Disdik menargetkan akan membangun 10 SMK dan pada tahun 2022 ditargetkan terdapat 105 SMK negeri di DKI Jakarta dengan jurusan yang sesuai dengan kebutuhan.
Di lain pihak, Disnakertrans juga akan mengoptimalkan bursa kerja khusus untuk SMK dan Universitas dalam rangka mendorong penempatan calon tenaga kerja yang baru lulus serta menyelesaikan permasalahan pengangguran friksional.