Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kemacetan Jakarta Sepanjang 2018 Turun 8%

Tingkat kemacetan di Jakarta pada 2018 menurun hingga 8% dengan tingkat kemacetan menjadi 53%.
Muhamad Wildan
Muhamad Wildan - Bisnis.com 16 Juni 2019  |  14:41 WIB
Kemacetan Jakarta Sepanjang 2018 Turun 8%
Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Casablanca Raya, Tebet, Jakarta, Jumat (12/1). - ANTARA/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat kemacetan di Jakarta pada 2018 menurun hingga 8% dengan tingkat kemacetan menjadi 53%.

Hal ini disampaikan oleh TomTom Traffic Index, lembaga pengukur tingkat kemacetan kota-kota di dunia.

Dengan penurunan tersebut, Jakarta menduduki peringkat ketujuh kota termacet di dunia.

Tingkat kemacetan Jakarta pada 2018 pun sejajar dengan Istanbul dan Bangkok yang sama-sama memiliki tingkat kemacetan 53%.

Adapun 5 kota yang memiliki tingkat kemacetan di atas Jakarta antara lain Mumbai, India; Bogota, Kolombia; Lima, Peru; New Delhi, India; dan Moskow, Rusia.

Pada 2017, Jakarta menduduki posisi keempat di bawah Mumbai dan New Delhi, India serta Bogota, Kolombia.

Tingkat kemacetan tertinggi sebesar 95% terjadi pada 15 Februari 2018 dimana saat itu terjadi banjir di Jakarta.

Sedangkan tingkat kemacetan terendah sebesar 8% jatuh pada 18 Juni 2018 yang bertepatan dengan musim Lebaran.

Berdasarkan catatan TomTom Traffic Index, kemacetan Jakarta pada malam hari lebih tinggi dibandingkan pada pagi hari dengan persentase kemacetan 88% pada malam hari dan 63% pada siang hari.

Adapun tambahan waktu tempuh di Jakarta pada malam hari mencapai 26 menit setiap 30 menit perjalanan, sedangkan tambahan waktu tempuh pada pagi hari per30 menit perjalanan mencapai 19 menit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

macet kemacetan jakarta
Editor : Rustam Agus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top