Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena polusi udara yang buruk di Jakarta mendapat perhatian dari Menteri Kesehatan Nila F Moeloek .
Menurut Nila polusi tersebut disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya transportasi, industri, dan pengelolaan sampah.
“Ini [polusi udara di Jakarta] disebabkan banyak faktor, salah satunya tansportasi. Saya juga mengatakan industri, selanjutnya bagaimana kemudian kita sendiri mengelola sampah,” kata Nila di gedung Balai Kota DKI Jakarta seperti dikutip dari siaran persnya.
Terkait sampah, Nila melanjutkan, terkadang pengelolaannya ada yang dibakar. Dari sisi kesehatan, kalau sampah yang dibakar itu adalah plastik akan menyebabkan gas pembawa penyakit berupa arbon monoksida yang akan membuat lubang ozon rusak dan paparan sinar ultra violet yang menjadi semakin berbahaya karena dapat menyebabkan katarak hingga kanker.
“Saya titip juga termasuk kita harus mengubah perilaku hidup kita. Saya titik beratkan ayo kita semua perilaku harus kita ubah. Perilaku masyarakat kita tidak boleh membuat perubahan iklim menjadi buruk,” kata Menkes.
Selain itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum.
Dia mengatakan sudah ada langkah jangka pendek yakni dengan menyiapkan alat-alat ukur kualitas udara dan mengendalikan emisi kendaraan bermotor.
“Akan ada uji emisi kendaraan yang beroperasi di Jakarta, baik dari luar Jakarta maupun dari warga Jakarta harus lolos uji emisi. Bila tidak lolos maka akan ada disinsentif berupa pajak dan parkir yang akan lebih mahal,” ujar Anies.
Selanjutnya, bus yang hingga saat ini masih mengeluarkan asap polusi yang luar biasa tinggi, sedang dalam proses pergantian. Harapannya nanti kedaraan-kendaraan yang merusak kualitas udara diganti dengan kendaraan baru dan ini sebagian sudah dilakukan di 2019.
“Jadi itu langkah konkret untuk kita mengurangi polusi udara. Berikutnya semua dari kita kurangi penggunaan kendaraan pribadi karena kualitas udara ini bukan disebabkan oleh satu dua faktor saja, tapi oleh kita semua,” tutup Anies.