Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mengatakan bahwa pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat belum optimal karena masih mencari pola kondisi operasi.
"Hingga saat ini masih dilakukan pengujian pembakaran sampah untuk keperluan fine tunning dan penyesuaian kinerja berbagai peralatan secara terintegrasi," kata Direktur Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Rudi Nugroho Rudi kepada Antara, Senin (22/7/2019).
Proyek percontohan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Bantargebang yang dibangun BPPT bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki kapasitas pengolahan sampah maksimal 100 ton per hari.
Pembangkit ini direncanakan menghasilkan listrik sekitar 700 kilowatt yang akan dimanfaatkan untuk kebutuhan internal pembangkit itu sendiri.
Menurut Rudi, PLTSa tersebut belum rutin mengolah sampah dalam kapasitas maksimal 100 ton per hari. "Pilot project saat ini masih kepada mencari pola kondisi operasi."
Pembangunan Pengolahan Sampah Proses Termal di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, menjadi opsi untuk mengatasi permasalahan timbunan sampah di perkotaan.
Baca Juga
Proyek percontohan ini menggunakan teknologi proses termal atau pembakaran sampah dalam pengolahan sampah.
TPA Bantargebang seluas 110 hektare setiap hari menerima kiriman sampah hampir 7.000 ton. Dengan teknologi termal tersebut, diharapkan dapat mengatasi masalah timbunan sampah.