Bisnis.com, JAKARTA - Rencana menanam lidah mertua (Sansevieria trifasciata) yang didengungkan oleh Gubernur DKI Jakatrta Anies Baswedan untuk mengurangi polusi udara di Jakarta menuai kritik.
Juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Ariyanu, menyatakan Pemerintah DKI seharusnya fokus mengendalikan sumber pencemaran.
"Selama sumbernya tidak dikendalikan, mau berapa tanaman lidah mertua tidak akan cukup karena polutannya akan terus bertambah," kata Bondan, Sabtu (20/7/2019).
Menurut dia, keinginan Anies menanam lidah mertua hanya bermanfaat memproteksi kualitas udara Jakarta untuk sementara waktu. Sedangkan solusi jangka panjang agar DKI terbebas dari polutan adalah dengan mengendalikan sumber pencemarannya.
"Apabila sumbernya tidak dikendalikan akan percuma."
Adapun Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Tubagus Soleh Ahmadi tak menampik tanaman lidah mertua dapat mengurangi tingkat polutan. Namun, cara itu berfungsi hanya untuk polusi lokal seperti di dalam rumah. Itu pun tidak signifikan efeknya.
"Masyarakat akan tetap terpapar polutan jika input atau sumber-sumbernya tidak dibatasi," ucap dia.
"Kalau pemda mengatakan itu sebagai solusi, kami kira pemda tidak menangkap masalah utamanya."
Bondan dan Tubagus menanggapi program DKI di bawah Gubernur Anies Baswedan yang sedang melelang pengadaan dalam jumlah besar tanaman lidah mertua (Sansevieria trifasciata).
Lidah mertua akan ditanam di atap-atap gedung perkantoran di Ibu Kota sebagai salah satu cara mengurangi polusi udara.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Darjamuni menerangkan bahwa rencananya penanaman dilakukan pertama-tama di atap kantor dinas yang dipimpinnya sebagai percontohan.
Selanjutnya anak buah Anies tersebut berharap penanaman diperluas ke kantor-kantor suku dinas dan wali kota di DKI Jakarta.