Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membantah dipangkasnya anggaran rehabilitasi gedung sekolah pada 2020 disebabkan adanya pengalihan untuk mendanai penyelenggaraan ajang balap mobil listrik Formula E pada tahun depan.
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat menerangkan pemotongan anggaran didasarkan pada hasil penelitian teknis dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta secara profesional. Penyesuaian tersebut tercantum dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020, yang dibahas bersama anggota DPRD dalam rapat komisi.
"Seluruh usulan penyesuaian anggaran, baik penebalan maupun pengurangan, telah disampaikan dan dibahas bersama dengan legislatif pada saat pembahasan di forum komisi. Gubernur selalu berpesan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) agar memberikan perhatian lebih untuk pendidikan dan keadilan sosial. Rehabilitasi gedung sekolah adalah hak warga yang akan selalu dijaga oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta," tegasnya seperti dilansir Antara, Rabu (13/11/2019).
Syaefuloh menjelaskan anggaran rehabilitasi total gedung sekolah yang tercantum dalam dokumen KUA-PPAS 2020 telah disampaikan secara resmi pada Juni 2019 kepada DPRD Provinsi DKI Jakarta, seluruhnya sebanyak 105 lokasi dengan usulan anggaran sebesar Rp2.570.202.489.835.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga diklaim telah melakukan penelitian kembali melalui pemeriksaan dan peninjauan lapangan serta penelitian teknis dan rekomendasi dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta. Hasilnya, sebanyak 86 lokasi mendapat rekomendasi untuk diperbaiki.
Kemudian, Disdik DKI Jakarta pun mengusulkan penyesuaian jumlah gedung sekolah menjadi 86 lokasi. Nilainya pun berkurang menjadi Rp2.114.819.786.888.
Baca Juga
Penyesuaian lokasi dan anggaran itu pun kemudian diusulkan untuk digunakan sebagai dasar penyesuaian anggaran pembangunan unit sekolah baru SMK sebesar Rp163.308.535.435 dan pembangunan ruang kelas baru SMK senilai Rp113.324.256.750. Total nilainya sebesar Rp276.632.792.185.
Secara keseluruhan, Disdik DKI Jakarta mengusulkan kegiatan rehabilitasi, pembangunan ruang kelas baru, dan pembangunan unit sekolah baru seluruhnya sebesar Rp3,69 triliun. Besaran ini lalu diusulkan untuk disesuaikan di rapat komisi menjadi Rp3,48 triliun.
Disdik DKI Jakarta menyatakan justru ada tren peningkatan anggaran rehabilitasi sekolah. Pada 2017, anggarannya sebesar Rp1.531.640.996.392, kemudian naik menjadi Rp1.816.262.558.938 pada 2018.
Lalu, pada 2019, jumlahnya senilai Rp2.021.088.798.113 dan meningkat menjadi Rp3.508.011.322.319 pada tahun depan. Nilai anggaran untuk sektor pendidikan pun mencapai 24,1 persen dari total anggaran 2020, alias di atas kewajiban alokasi 20 persen APBD sesuai UU Pendidikan.
"Sektor pendidikan merupakan sektor utama yang menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta dan salah satunya dibuktikan dengan komitmen untuk peningkatan anggaran pendidikan dalam dua tahun terakhir," ucap Syaefuloh.
Dia menambahkan pihaknya juga terus berupaya meningkatkan kualitas rehabilitasi sekolah, di antaranya dengan menciptakan sekolah ramah anak, ramah difabel, rencana pemasangan solar panel, serta pemasangan rumput sintetis untuk sarana olahraga siswa.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2020, jumlah sekolah yang bakal direhabilitasi ditargetkan sebanyak 532 unit. Per 2019, jumlah yang sudah terealisasi sebanyak 346 unit sekolah.