Bisnis.com, JAKARTA - PT Jakarta Infrastruktur Propertindo (Jakpro) menila bahwa harga sewa Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) yang ditawarkan kepada penyelenggara jaringan masih masuk akal.
Presiden Direktur Jakpro Gunung Kartiko mengatakan bahwa tarif yang ditawarkan oleh Jakpro berdasarkan hasil diskusi dengan sejumlah operator pemilik jaringan.
Jakpro telah berdiskusi dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT PLN (Persero), Apjatel, dan lain-lain.
Menurutnya, harga yang ditawarkan saat ini, masuk akal. Sebab, kualitas SJUT yang dibangun oleh Jakpro memiliki standar yang tinggi. SJUT akan dibangun dengan kedalaman 1,5 meter.
Adapun, kedalaman kabel milik penyelenggara jaringan yang ada saat ini umumnya hanya 30 cm.
Tidak hanya itu, dia juga berpendapat bahwa harga yang ditawarkan kepada operator masih dalam kategori wajar, jika dihitung berdasarkan harga penurunan kabel hingga proses ducting yang harus ditempuh.
Jakpro akan mengerjakan proyek SJUT sepanjang 500 Km dalam kurun waktu 1,5 tahun. Jakpro berencana memulai pembanguna pada awal 2020.
“Makanya kami membutuhkan data ini cepat, karena kami juga punya jaminan tingkat pelayanan [service level agreement/SLA] yang harus dibahas dengan Dinas Bina Marga,” kata Gunung kepada Bisnis.com, Kamis (5/12/2019).
Gunung mengatakan Jakpro berupaya merapikan kota Jakarta yang kusut. Jika proyek ini berhasil, nantinya seluruh kabel termasuk milik PLN dan Telkom, akan ditaruh di bawah bersama dengan operator lain.