Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki Februari 2020 menurut PT Jakarta Propertindo progres pembangunan Jakarta International Stadium masih lebih cepat dari target Kurva S.
"Sejak November 2019 progres kita leading sekitar 5 persen dan bertahan sampai saat ini. Februari 2020 harusnya 12,2 persen kita sudah sampai 17,9 persen," ujar Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto kepada Bisnis, Kamis (13/2/2020).
Seperti diketahui, JIS tengah digarap konsorsium (kerja sama operasional/KSO) pemenang tender yakni PT Wijaya Karya Gedung, PT Jaya Konstruksi, dan PT Pembangunan Perumahan (PT PP) dengan nilai kontrak Rp4 triliun.
Tiga dari delapan kolom slipform sebagai pondasi atap stadion mulai berdiri. Yakni slipform zona 2a, zona 9, dan zona 7, "Sekarang pengerjaan tengah memasuki slipform zona 4a," tambah Dwi.
Nantinya, teknologi atap buka-tutup yang diusung JIS akan mirip dengan stadion salah satu klub raksasa Liga Premier Inggris Tottenham Hotspur.
Teknologi stadion bertajuk Tottenham Hotspur Stadium yang disebut-sebut sebagai stadion sepak bola 'ideal masa depan' ini pun terbilang teknologi terbaru, karena stadion pengganti White Hart Lane, markas lama The Spurs, ini pun baru saja rampung pada awal 2019.
Baca Juga
Dwi sebelumnya menjelaskan dalam lintasan kritis Kurva S, pembangunan atap ini merupakan pekerjaan paling kritis. Pengerjaannya memakan waktu 10 sampai 11 bulan atau kira-kira hampir separuh durasi pengerjaan total stadion.
Dwi berharap dengan adanya percepatan progres, potensi JIS memecahkan rekor sebagai proyek stadion dengan pengerjaan tercepat di dunia melebihi Guangdong Olympic di China dan Allianz Arena di Jerman masih bisa tercapai.
Pada 2020 Jakpro menargetkan konstruksi seperti upper structure, arsitektur, mekanikal, elektrikal, dan plumbing rampung. Kemudian mulai menggarap atap buka-tutup. Terakhir, finishing bangunan dan landscape diharapkan rampung pada Juni 2021.
Berdasar catatan Bisnis, stadion kandang Persija Jakarta masa depan ini akan menyedot dana investasi dari penyertaan modal daerah (PMD), dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) secara bertahap, yakni Rp900 miliar tahun anggaran 2019, Rp2,18 triliun pada 2020, dan Rp1,46 triliun pada 2021.
Dikutip dari insinyursipil.blogspot.com kurva S adalah kurva yang menghubungkan antara persentase pekerjaan yang dicapai dengan waktu pekerjaan. Kurva S memiliki sejumlah manfaat, antara lain:
- Sebagai informasi untuk mengentrol pelaksaan suatu proyek dengan cara membandingkan deviasi antara kurva rencana dengan kurva realisai
- Sebagai infomasi untuk pengambilan keputusan berdasarkan perubahan kurva realisasi terhadap kurva rencana, perubahan ini bisa dalam bentuk persentase pekerjaan lebih cepat atau lebih lembat dari waktu yang sudah ditentukan untuk menyelesaikan proyek