Bisnis.com, JAKARTA — "Padahal waktu pertama kali datang, kita itu rasanya tegang, pak. Tapi sekarang sudah tercerahkan, bapak-bapak juga ternyata humoris semua. Kita jadi lega," ungkap Suryono (38) kepada Bisnis.com.
Bendahara Koperasi Konsumen Kampung Bayam Maju Bersama, yang merupakan warga terdampak langsung pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
Pemberdayaan warga terdampak langsung proyek Jakarta International Stadium (JIS), ternyata bukan hanya janji manis. Warga Kampung Bayam mengaku siap dilibatkan lebih jauh, bahkan hidup berdampingan dengan calon lapangan bola kebanggaan Ibu Kota DKI Jakarta.
Selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pengawal proyek JIS, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menjamin tak hanya fokus mengawal konsorsium (KSO) pelaksana pembangunan, yakni PT Wijaya Karya (Wika) Gedung, PT Jaya Konstruksi, dan PT Pembangunan Perumahan (PT PP), untuk bekerja sesuai target jadwal.
Namun, Jakpro juga serius menggelar community development terhadap warga Kampung Bayam yang terdampak langsung pembangunan, dari stadion yang menyedot investasi Rp4,54 triliun dan ditargetkan rampung pada 2021 plus treatment satu tahun, sehingga mulai aktif pada Q4 2022 ini.
Sekretaris Perusahaan Jakpro Hani Sumarno mengaku mayoritas warga justru antusias terhadap pembangunan JIS. Sehingga, tak terlalu banyak kendala dari pembangunan stadion yang diproyeksi berkapasitas di atas 80.000 penonton ini.
"Bahkan ada yang bikin terharu, loh. Lokasi pembangunan kan maju bertahap, ya, dan ketika kita mau menutup [batas pagar proyek] tapi menabrak pagar mereka misalnya, itu mereka yang bongkar-bongkar sendiri. Jadi kepercayaan aspek masyarakat untuk kita membangun JIS seperti inilah yang membuat kita jadi semangat terus mengoptimalkan percepatan," ujarnya kepada Bisnis, Senin (16/12/2019).
Oleh sebab itu, Hani mengungkap bahwa Jakpro akan terus menggandeng pihak-pihak eksternal terkait demi program memberdayakan warga. Sementara ini, Jakpro baru menggandeng Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdangan (KUKMP) DKI Jakarta untuk melatih warga mengelola koperasi.
Ketika Bisnis mengunjungi construction site JIS di Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara, Kamis (12/12/2019) malam, tampak 8 tower crane penunjang pekerjaan telah berdiri. Pagar pembatas sudah hampir seluruhnya tertutup, tersisa beberapa yang masih dalam upaya negosiasi dengan warga. Para pekerja pun tampak sudah sampai tahap mengerjakan sub-struktur bangunan.
Lima orang warga Kampung Bayam tampak berbincang-bincang ringan di gazebo yang sengaja disediakan untuk ruang pertemuan.
Mereka rupanya perwakilan para pengurus Koperasi Konsumen Kampung Bayam Maju Bersama, binaan yang tengah dibentuk Jakpro dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Para pengurus ingin berdiskusi dengan pihak Jakpro terkait realisasi koperasi dan hambatan-hambatan pelaksanaan kantin proyek.
Menurut pengamatan Bisnis, bangunan kantin proyek ini telah terealisasi demi mengakomodir warga Kampung Bayam menjadi penyedia katering untuk kurang lebih 10.000 pekerja yang akan ikut membangun JIS.
Beruntung, warga berkesempatan ditemani langsung oleh Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto, Sekretaris Perusahaan Jakpro Hani Sumarno, dan beberapa pihak terkait.
Diskusi antara kedua belah pihak tampak rileks dan dipenuhi canda-tawa. Padahal, topik bahasan terbilang berat, seperti mengatasi terbatasnya modal dan pasokan akibat para pekerja yang sering berhutang, konflik internal antarwarga dan pengurus koperasi, dan cara mengatasi warga di luar Kampung Bayam yang tertarik ikut membuka warung.
"Masalah pasokan jadi tantangan. Karena memang kita sudah sepakati dengan pihak KSO untuk menyediakan paket makan Rp10.000 yang bisa dihutang para pekerja. Jadi makan saja yang boleh. Karena kita sendiri juga kasihan, banyak yang dari kampung misalnya belum punya uang, baru dibayar dua minggu sekali," ungkap Suryono kepada Bisnis.
Akhirnya, Dwi sepakat memberikan bantuan akses permodalan untuk koperasi dan mengupayakan saudara sesama BUMD, yakni PD Pasar Jaya untuk langsung memasok kebutuhan pokok yang dijual. Harapannya, koperasi bisa mendapat laba, sebab harga kulakan akan jauh lebih murah.
Suryono pun yakin pemberdayaan dan berbagai pelatihan dari pemerintah yang akan digelar selama pembangunan JIS berlangsung, akan mampu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Kampung Bayam baik karakter dan mental, pengetahuan, bahkan secara ekonomi, untuk menunjang kawasan JIS.
Oleh sebab itu, besar harapan Suryono agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beserta jajaran Pemprov DKI Jakarta mau berupaya mempertahankan warga Kampung Bayam tetap tinggal di sekitar calon stadion kandang Persija Jakarta ini.
Senada dengan Suryono, Subandi (42) Humas Koperasi Konsumen Kampung Bayam Maju Bersama mengaku terus mengajak warga bersama-sama mempersiapkan diri, baik selama pembangunan JIS, maupun setelah nantinya resmi beroperasi.
"Kami siap mempersiapkan diri menjadi pendamping stadion ini. Kami yakin, kami pantas berada di samping stadion internasional ini ketika nanti mulai beroperasi," tegas Subandi.
Progres Pembangunan
Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto sebelumnya mengaku puas dengan kinerja kontraktor yang telah menjalankan proses pembangunan JIS lebih cepat dari jadwal.
"Jadi kalau di jadwal, akhir November itu harusnya progress pembangunan baru sampai 6,22%, tapi ini sudah 10,02%. Jadi ada deviasi lebih cepat 5% lebih. Ini bagus sekali," ujar Dwi kepada Bisnis.
Ketika ditemui di lokasi, Pimpinan Proyek JIS dari Wika Gedung Tomo Dwihasputro W mengaku hal ini disebabkan supply material yang cepat dari saudara sesama anak perusahaan, yakni Wika Beton. Ditambah keputusan penambahan alat berat untuk proses pemancangan 8 pondasi kritis utama.
Hal ini demi mendukung pembangunan yang menurutnya merupakan proyek terbesar yang pernah di-handle Wika Gedung. Terlebih, JIS berpotensi memecahkan rekor sebagai proyek stadion dengan pengerjaan tercepat di dunia.
"Inilah yang membuat kita bisa heading. Padahal target 10% itu harusnya di akhir tahun, tapi kita berhasil melampaui itu. Sekarang, yang masih menghambat, ada satu jaringan utilitas, yaitu pipa gas di bawah salah satu pondasi kritis kita. Ini sudah melalui proses pembicaraan dengan berbagai pihak. Semoga relokasi pipa ini bisa cepat rampung, supaya kita tetap heading terus dari jadwal," jelasnya kepada Bisnis.
Pembangunan Kawasan
Terakhir, seiring dengan pembangunan JIS, Dwi percaya Jakpro pun mampu mengoptimalkan kawasan sekitar JIS menjadi pusat ekonomi baru nantinya.
Diwarnai beragam bangunan mixed use, seperti apartemen, hotel, atau lifestyle mall, sebagai Transit Oriented Development (TOD) yang pembangunannya akan dibuka untuk proses tender selanjutnya.
"Jadi selain mengawal KSO, memberdayakan masyarakat, dan mengolah business plan pengelolaan stadion, kita juga fokus mempersiapkan penataan kawasan ekonomi baru beriringan dengan JIS," ungkap Dwi.
Oleh sebab itu, pihaknya akan berkomunikasi secara intens dengan berbagai pihak secara lintas sektoral terkait penataan kawasan JIS. Terutama, terkait penataan lokasi tempat tinggal SDM JIS di sekitar proyek dan ketersediaan sarana-prasarana transportasi massal.
Terlebih, ketersediaan fasilitas transportasi massal merupakan syarat dari federasi asosiasi sepak bola internasional (FIFA) agar JIS memenuhi standar sebagai stadion bertaraf internasional.
"Yang jelas, rencana dari kita sendiri adalah memperpanjang kereta LRT [Lintas Rel Terpadu] tahap II dari Kelapa Gading ke stadion. Sebetulnya dulu trasenya sudah ada dari Kemayoran Wisma Atlet ke Kelapa Gading. Jadi kita tinggal menambah izin trase dari Kemayoran ke stadion yang kurang lebih hanya 1,8 km," tambah Dwi.
Jakpro pun tengah menyusun konsep fasilitas transportasi massal di JIS dengan berdiskusi bersama saudara sesama BUMD di sektor transportasi, Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, serta PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Menurut catatan Bisnis, dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Pemprov DKI Jakarta T.A 2020, pembangunan kawasan JIS memang tengah dipersiapkan lewat penyertaan modal daerah (PMD) kepada Jakpro.
Anggaran pembangunan JIS dikucurkan secara bertahap, yakni Rp900 miliar tahun anggaran 2019, Rp2,18 triliun pada 2020, dan Rp1,46 triliun pada 2021.
Sementara anggaran pembangunan LRT fase 2A rute Kelapa Gading-JIS akan menelan biaya Rp7,11 triliun untuk prasarana dan Rp1,2 triliun untuk pembangunan sarana, yang juga akan keluar secara bertahap mulai 2020-2022.