Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Rencana Dua Calon Wagub DKI Atasi Banjir Jakarta

Dua Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria dari Partai Gerindra dan Nurmansjah Lubis dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkap langkah tersendiri dalam mengatasi banjir di Jakarta.
Ilustrasi-Warga menaiki perahu karet saat melintasi banjir di kawasan Kemang Raya, Jakarta, Selasa (25/2/2020). Tingginya intensitas hujan mengakibatkan sejumlah wilayah di ibu kota terendam banjir./ANTARA-Wahyu Putro A
Ilustrasi-Warga menaiki perahu karet saat melintasi banjir di kawasan Kemang Raya, Jakarta, Selasa (25/2/2020). Tingginya intensitas hujan mengakibatkan sejumlah wilayah di ibu kota terendam banjir./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Dua Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yakni Ahmad Riza Patria dari Partai Gerindra dan Nurmansjah Lubis dari Partai Keadilan Sejahtera mengungkap langkah tersendiri dalam mengatasi banjir di Jakarta.

Hal ini terungkap dalam diskusi publik yang digelar Dewan Perwakilan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (6/2/2020).

Diskusi diharapkan dapat menjadi barometer pertimbangan 8 suara PSI di DPRD, serta contoh buat partai politik lain, terutama partai pengusung calon wagub dalam memberi kesempatan pada publik untuk tahu benar rekam jejak calon pemimpin nomor dua di Ibu Kota.

Ketua DPW PSI DKI Jakarta Michael Victor Sianipar menjelaskan tema banjir dipilih seiring dengan permasalahan terkini yang melanda Jakarta.

“Dalam diskusi diharapkan calon wagub tidak fokus pada penanganan pascabanjir, tapi juga memberikan solusi untuk mengantisipasi banjir di masa mendatang,” jelas Michael.

Dua panelis profesional telah terpilih untuk memperkaya diskusi ini yakni Pakar Bioteknologi Lingkungan Universitas Indonesia Firdaus Ali untuk topik diskusi bidang tata kelola air dan co-founder Think Policy Andhyta Firselly Utami.

RTH dan Edukasi

Riza lebih menekankan evaluasi dari dalam kota, terkait masalah banjir Jakarta. Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi kuncinya.

Menurut Riza, Pemprov tak bisa hanya mengandalkan rencana pemerintah pusat untuk membuat Waduk Sukamahi dan Waduk Ciawi. Rizal menegaskan banjir di Jakarta nyatanya bukan hanya banjir air kiriman.

Terlebih, efektivitas bendungan tersebut hanya bisa mengurangi 11 persen debit air. Itu pun hanya debit di Sungai Ciliwung, belum termasuk belasan sungai lain di Jakarta.

"Itulah konsekuensi membangun sebuah kota tanpa tanpa perencanaan yang baik, RTH-nya berkurang. Nah, jadi yang pertama kita lakukan adalah memperluas ruang terbuka hijau," jelas Riza.

Selain berjanji menambah RTH, Riza berjanji akan memaksimalkan teknologi untuk mengolah potensi air hujan di Jakarta sebagai air minum dan menyuburkan tanah.

Di samping itu, Riza menjelaskan bahwa edukasi masyarakat terkait pengelolaan limbah sampah juga akan diutamakan, sebagai upaya mengantisipasi potensi sumbatan saluran air di Ibu Kota.

"Kesadaran masyarakat itu kuncinya. Misalnya begini, kita pikir tempat sampah itu harus di mana-mana supaya masyarakat mudah membuang sampah, tapi di Jepang sekarang ternyata sulit cari tempat sampah. Jadi sampah itu dari kita, oleh kita dibawa, dibuang kembali ke rumah. Kesadaran ini yang harus kita tumbuhkan," tambahnya.

Tiru Jokowi-Ahok Hingga Pelototi Anggaran

Sementara itu, pesaing Riza, Nurmansjah atau yang akrab disapa Bang Ancah justru lebih mengacu pada teknis penanganan drainase perkotaan.

Ancah mengaku ingin meniru cara dua mantan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang menggunakan teknologi untuk mengalirkan genangan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mengoptimalkan betul Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU).

"Jadi kita optimalkan lagi PPSU, itu kalau saya jadi Wagub. Yang penting kerja, kerja, kerja. Wagub itu politik kerja di dapur, saluran mikro dua tahun itu harus kelar. Kalau tidak kelar berat urusannya, pasti banjir lagi," jelas Ancah dalam kesempatan yang sama.

"Kalau yang di kota ada semacam zaman Jokowi-Ahok bagus ada terucuk di titik-titik tertentu. Bagus itu, jadi bisa masukkan air yang jatuh dari langit masuk ke sungai abadi di Jakarta," tambahnya.

Sementara itu, Ancah mengkritisi alokasi anggaran banjir sekitar Rp1,5 triliun di pusat dan Rp1 triliun di tiap Suku Dinas yang dinilainya belum optimal.

Oleh sebab itu, berbekal pengalamannya sebagai auditor, Ancah mengaku akan memelototi serapan anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov DKI Jakarta yang berkaitan dengan antisipasi banjir.

Terakhir, Ancah berjanji mempercepat amanat pemerintah pusat agar Pemprov DKI mengadakan tanah untuk normalisasi sungai.

Menurutnya, isu normalisasi vs naturalisasi sudah tidak relevan lagi. Harus tercipta win-win solution dengan cara mengombinasikan kedua penanganan sungai tersebut di tempat-tempat tertentu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper