Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa Ibu Kota siap menghadapi cuaca ekstrem, termasuk banjir. Hal tersebut menyusul prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait cuaca ekstrem selama seminggu ke depan yakni 9 hingga 15 Oktober 2022.
"Setiap saat BPBD DKI Jakarta selalu mengumumkan progresnya," kata Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2022).
Riza Patria menambahkan informasi tersebut tidak hanya diturunkan kepada gubernur, wagub, atau jajaran di Pemprov DKI Jakarta, tetapi hingga tingkat Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT).
"Supaya ramalan cuaca BMKG itu dapat diatasi. Pokoknya semuanya sudah siap," tegasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan upaya Pemprov DKI Jakarta dalam menangani cuaca ekstrem. Menurutnya cuaca ekstrem menyebabkan curah hujan yang cukup tinggi.
Untuk itu, Anies mengatakan pihaknya telah memerintah jajarannya untuk mengerahkan alat-alat untuk mengantisipasi banjir.
Baca Juga
"Apa yang dikerahkan? Pompa mobile, truk damkar, pompa penyiraman air tangki sudah dikerahkan. Sehingga ketika hujan, tim sudah di lokasi," kata Anies di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2022).
Anies mengatakan hal tersebut merupakan bentuk tanggungjawab untuk mengatasi banjir. Termasuk manajemen banjir, di mana apabila volume banjir sudah diluar kendali, genangan dapat surut dengan cepat.
Sang Gubernur juga sebelumnya menyoroti terkait kurangnya saya tampung sistem drainase di Jakarta. Hal tersebut menurutnya yang menyebabkan banjir kala curah hujan sedang tinggi.
"Saya beri contoh kapasitas drainase kita itu 50mm per hari kalau di jalan protokol sampai 150 mm per hari. Nah, curah hujan yang kita alami kemarin ada yang 140 mm ada 180 mm padahal terjadinya bukan dalam satu hari 180 mm dalam 2-3 jam jam 180 mm. Maka otomatis akan terjadi genangan," katanya.
Anies kemudian meminta agar publik tidak hanya fokus dengan terjadinya genangan saja, tetapi juga waktu yang dibutuhkan genangan untuk kembali surut.
"Di situlah manajemen, kalau jumlah hujannya itu di luar kuasa manusia, tapi kalau manajemen itu tanggungjawab kita. Di Jakarta pakai KPI penanganannya, bila di bawah 100 mm dan banjir berarti ada yang salah bila di atas 100 mm dan ada genangan wajar. Lalu KPI-nya 6 jam. Harus surut," tandasnya.