Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Jakarta, Begini Ternyata Cara Anies Mengatasi Dampak Cuaca Ekstrem

Jakarta kerap dilanda banjir sepekan terakhir. Anies Baswedan menyebut upaya mengatasi dampak cuaca ekstrem.
Seorang bocah berjalan melintasi banjir di kawasan Bidara Cina, Jakarta, Senin (10/10/2022). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan hingga Senin (10/10/2022) pukul 09.00 WIB sebanyak 68 rukun tetangga (RT) terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliwung./Antara
Seorang bocah berjalan melintasi banjir di kawasan Bidara Cina, Jakarta, Senin (10/10/2022). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan hingga Senin (10/10/2022) pukul 09.00 WIB sebanyak 68 rukun tetangga (RT) terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliwung./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Jakarta kerap dilanda banjir sepekan terakhir. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengatasi efek cuaca ekstrem.

Menurutnya cuaca ekstrem menyebabkan curah hujan yang cukup tinggi.  Untuk itu, dia telah memerintahkan jajarannya mengerahkan alat-alat untuk mengantisipasi banjir.

"Apa yang dikerahkan? Pompa mobile, truk damkar, pompa penyiraman air tangki sudah dikerahkan. Sehingga ketika hujan, tim sudah di lokasi," kata Anies di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2022).

Anies mengatakan hal tersebut merupakan bentuk tanggung jawab untuk mengatasi banjir, termasuk manajemen banjir apabila volume banjir sudah diluar kendali, agar genangan dapat surut dengan cepat.

Anies juga sebelumnya menyoroti terkait kurangnya daya tampung sistem drainase di Jakarta. Hal tersebut, menurutnya, yang menyebabkan banjir kala curah hujan sedang tinggi.

"Saya beri contoh kapasitas drainase kita itu 50mm per hari kalau di jalan protokol sampai 150 mm per hari. Nah hujan yang kita alami kemarin ada yang 140 mm ada 180 mm padahal terjadinya bukan dalam satu hari 180 mm dalam 2-3 jam jam 180 mm maka otomatis akan terjadi genangan," katanya.

Anies juga meminta agar publik tidak hanya fokus dengan terjadinya genangan saja. Namun juga berapa lama surutnya genangan tersebut.

"Di situlah manajemen, kalau jumlah hujannya itu di luar kuasa manusia, tapi kalau manajemen itu tanggungjawab kita. Di Jakarta pakai KPI penanganannya, bila di bawah 100 mm dan banjir berarti ada yang salah bila di atas 100 mm dan ada genangan wajar. Lalu KPI-nya 6 jam. Harus surut," tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper