Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cek Data Covid-19 DKI: Jumlah ODP, OTG, dan PDP Jauh di Atas Kasus Positif

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat jumlah penambahan volume orang dalam pemantauan, orang tanpa gejala, dan pasien dalam pengawasan jauh di atas penambahan kasus positif selama beberapa hari terakhir.
Polda Metro Jaya terus memantau pergerakan para pengendara yang keluar-masuk DKI Jakarta di pos-pos atau check point  terkait PSBB./Twitter @tmcpoldametrojaya
Polda Metro Jaya terus memantau pergerakan para pengendara yang keluar-masuk DKI Jakarta di pos-pos atau check point terkait PSBB./Twitter @tmcpoldametrojaya

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat jumlah penambahan volume orang dalam pemantauan, orang tanpa gejala, dan pasien dalam pengawasan jauh di atas penambahan kasus positif Covid-19 selama beberapa hari terakhir.

Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) bertambah 558 orang atau naik 4,63 persen dari hari sebelumnya menjadi 12.608 orang. Adapun, volume ODP selama 30 hari terakhir telah bertambah 6.707 orang.

Sementara itu, volume orang tanpa gejala (OTG) bertambah 224 orang atau naik 1,55 persen menjadi 14.672 orang. Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta baru memisahkan OTG dari ODP pada 23 April 2020.

Di samping itu, volume pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah 205 orang menjadi 9.282 orang. Selama Mei 2020, volume PDP telah bertambah 3.701 orang atau naik 66,31 persen secara bulanan.

Jumlah penambahan OTG, ODP, dan PDP mencapai 1.077 orang atau 19 kali lebih banyak dari penambahan kasus positif. Pada hari yang sama, pemeriksaan yang dilakukan Pemprov mencapai 1.497 pemeriksaan.

Di sisi lain, PT Bonza Teknologi Indonesia mengkalkulasi bahwa reproduction number (RO) di Ibu Kota pada Senin (25/5/2020) berada di posisi 0,99. Artinya, seorang pasien Covid-19 di Jakarta memiliki potensi penularan kurang dari satu orang lainnya.

Seperti diketahui, RO Covid-19 secara global lebih dari angka 5,0. Dengan kata lain, seorang pasien Covid-19 berpotensi menularkan ke 5 orang lainnya selama 14 hari masa inkubasi SARS-CoV-2.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama 2 pekan ke depan merupakan pekan penentuan. Pemprov DKI Jakarta, lanjutnya, akan menentukan kelanjutan PSBB di Ibu Kota berdasarkan angka yang timbul salama 2 pekan tersebut.

"Apakah ini PSBB penghabisan atau PSBB-nya harus diperpanjang sangat tergantung angka-angka epidemiologi [selama 2 pekan ini]. Para ahli [epidemiologi] saat ini terus mengumpulkan semua data dan memantau," katanya.

Anies berharap masyarakat DKI Jakarta tidak lengah dalam melakukan PSBB. Menurutnya, masyarakat di Ibu Kota dapat mulai melakukan transisi ke arah keadaan normal baru setelah PSBB usai jika posisi reproduction number Covid-19 di bawah 1,0.

Anies berujar pihaknya akan mengumumkan protokol beraktivitas dalam kenormalan baru jika angka epidemiologi pada akhir pekan ini sesuai target. Jika tidak, ujarnya, PSBB akan terpaksa diperpanjang.

"Yang menentukan PSBB diperpanjang atau tidak bukan pemerintah [atau] ahli epidemiologi. Yang menentukan [adalah] perilaku seluruh masyarakat di wilayah PSBB," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper