Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkap bahwa dirinya akan mulai mengevaluasi pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jilid III pada Jumat (29/5/2020).
Anies mengungkap bahwa kemungkinan besar pihaknya akan mengumumkan hasil evaluasi terhadap lanjut atau tidaknya PSBB di Jakarta pada Senin (1/6/2020), sekaligus mengumumkan protokol kesehatan baru untuk berbagai sektor aktivitas masyarakat, sebagai transisi menuju normal baru.
"Hari Jumat yang akan datang kita akan mereview semua data. Awal pekan depan akan diumumkan apakah PSBB ini adalah PSBB penghabisan atau diperpanjang," ujarnya selepas mengunjungi pelaksanaan operasi mobilitas masyarakat di KM 47 Tol Jakarta-Cikampek, Selasa (26/5/2020) malam.
Apa data yang harus Anies perhatikan?
Masyarakat ternyata bisa turut mengawasi perkembangannya dan ikut mengawasi data-data terkait Covid-19 tersebut. Berikut rangkumannya:
Angka Reproduksi Efektif
Salah satu indikator wajib di ranah epidemiologi untuk menentukan apakah suatu daerah dinyatakan aman untuk beraktivitas dengan pembatasan minimal, yakni reproduction number (Rt).
Angka Rt merupakan tingkat orang yang tertular dari satu orang positif Covid-19.
Kepala Bappenas/Menteri PPN Suharso Monoarfa mengungkap bahwa sesuai saran WHO, pemerintah berharap angka reproduksi efektif baiknya berada di bawah 1 selama dua pekan.
Sebagai contoh, apabila angka Rt = 1, berarti satu pasien berpotensi menulari rata-rata satu orang, Rt = 2 berarti satu pasien berpotensi menulari rata-rata dua orang, dan seterusnya.
Masyarakat bisa ikut mengawasi angka Rt di DKI Jakarta lewat laman https://www.thebonza.com/dashboard/ milik perusahaan analisis big data Bonza Teknologi Indonesia.
Dalam laman tersebut, tersedia tingkat Rt di seluruh provinsi se-Indonesia yang terdampak Covid-19. DKI Jakarta tampak telah memasuki angka 0,96 per 26 Mei 2020. Sebelumnya, Anies mengungkap bahwa DKI Jakarta pernah menyentuh angka Rt = 4 di kisaran Maret 2020.
Tren Kasus Harian
Pertambahan kasus setiap hari juga merupakan salah satu indikator. Masyarakat tentu saja bisa mengawasinya di laman perkembangan Covid-19 milik DKI Jakarta yang sudah tak asing lagi, yaitu corona.jakarta.go.id.
Persyaratan umum untuk pelonggaran PSBB terkait tren kasus harian, yakni adanya penurunan kasus baru minimal 50 persen sejak titik puncak.
Namun demikian, menurut Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono, baiknya tren harian kasus baru untuk Jakarta berada di bawah angka 10 sebelum PSBB selesai.
Hal ini bertujuan agar kasus baru bisa dengan mudah diisolasi, sehingga penyebaran virus corona bisa terjamin tak terjadi lagi.
Adapun data terbaru di laman corona.jakarta.go.id menunjukkan per 27 Mei 2020, tercatat muncul 137 kasus baru, sehingga pasien positif di Jakarta per hari ini totalnya 6.826 kasus.
Kapasitas Tes
DKI Jakarta memiliki setidaknya tujuh tempat swab PCR untuk pasien Covid-19 sesuai indikasi atau wilayah domisili tempat dirawat.
Di antaranya TCM Mandiri, BBLK Jakarta, dan BPOM untuk Wisma Atlet; Lab Mikrobiologi UI dan RSPAD untuk Jakarta Pusat; Labkesda DKI dan RSPI Sulianti Saroso untuk Jakarta Utara; Lab Eijkman, Labkesda DKI, dan RSPJ Harapan Kita untuk Jakarta Barat; RS UI dan Labkesda DKI untuk Jakarta Selatan; BBTKLPP dan Labkesda DKI untuk Jakarta Timur; serta Labkesda DKI untuk Kepulauan Seribu.
Sementara itu, ada pula laboratorium jejaring lain yang bisa turut membantu selain yang telah disebutkan di atas, seperti RS Medistra, RSU Bunda, RS Pertamina Jaya, Kimia Farma, Genelab, FK Universitas Tarumanegara, RS Polri, RS Pelni, RSUD Tarakan, RS Dharmais, RS Fatmawati, LIPI, MRIN Siloam Group, Medika Plaza Klinik, dan KALGen Innolab besutan Kalbe TCM TB di 9 RS Rujukan.
Masyarakat juga bisa melihat performa kapasitas tes di Jakarta lewat laman corona.jakarta.go.id, tepatnya data positivity rate Covid-19.
Data terakhir per 26 Mei 2020 menunjukkan dari total 1.036 spesimen yang dites terdapat 189 spesimen positif sehingga positivity rate spesimen per hari berada di angka 13,4 persen.
Sementara untuk penelitian kasus baru, terdapat 105 orang positif dari total 882 orang yang dites, sehingga positivity rate kasus baru per hari berada di angka 11,9 persen.
Kapasitas RS
Pelonggaran PSBB berikutnya, yakni kapasitas infrastruktur pelayanan kesehatan di Jakarta.
Suharso menyebut jumlah pasien total di suatu daerah setidaknya harus di bawah 60 persen kapasitas total infrastuktur kesehatan di wilayah tersebut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo mengungkap bahwa data okupansi RS di Jakarta menunjukkan tren membaik.
"Okupansi di Jakarta semula pada 17 Mei tercatat 54,3 persen, pada saat ini telah turun sebanyak 7,4 persen menjadi 46,9 persen. Artinya jumlah temoat tidur yang menjadi RS rujukan Covid-19 telah kurang dari 50 persen," ungkapnya dalam konferensi pers hasil Ratas bersama Presiden RI di laman resmi Sekretariat Presiden, Rabu (27/5/2020).