Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-siap Masuki Tahap New Normal di Jakarta, Awas Tergelincir!

Apabila tahap new normal di wilayah DKI Jakarta dilakukan secara tergesa-gesa, risikonya besar buat ekonomi, pemerintah, bahkan pengusaha itu sendiri.
Sejumlah pekerja berjalan usai bekerja dengan latar belakang gedung perkantoran di Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (16/4/2020)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Sejumlah pekerja berjalan usai bekerja dengan latar belakang gedung perkantoran di Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (16/4/2020)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Apabila tahap new normal di wilayah DKI Jakarta dilakukan secara tergesa-gesa, risikonya besar buat ekonomi, pemerintah, bahkan pengusaha itu sendiri.

Oleh sebab itu Peneliti The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdullah menyarankan agar pemerintah secara transparan berpatokan pada data epidemiologi ketika memutuskan nasib Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Rusli menegaskan jangan sampai ada pikiran untuk melonggarkan sejenak segala pembatasan demi berjalannya ekonomi sementara, kemudian menghadirkan PSBB lagi bila keadaan memburuk. Ketidakpastian dan inkonsistensi justru buruk bagi perekonomian, terutama skala regional.

"Apabila Jakarta keluar fase PSBB lebih lama dari rencana, itu juga imbas dari start awal kita yang pelaksanaan di lapangan kan masih longgar sekali. Jadi daripada sekarang kendor dan potensi gelombang kedua besar dan ekonomi malah bisa terpuruk lebih dalam, lebih baik [Covid-19] benar-benar dituntaskan dulu saja," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (28/5/2020).

Pada dasarnya Rusli tak sepakat apabila beberapa sektor usaha tetap ngotot beroperasi lebih dahulu apabila PSBB Jilid III diteruskan ke PSBB Jilid IV, walaupun berani memastikan akan menggunakan protokol ketat.

Pelaku usaha boleh bersiap terlebih dahulu, dengan tetap mengikuti anjuran pemerintah. Apabila ngotot, risikonya akan kembali ke tempat usaha itu sendiri. Seperti tutup 14 hari apabila ada penularan, atau membayar denda pelanggaran PSBB.

"Protokol new normal itu memang dibutuhkan, jelas perlu dipersiapkan dunia usaha. Tapi kapan waktu tepat memulainya, itulah yang harus dibicarakan dahulu secara kompak bersama pemerintah, dan pertimbangan para pakar," ujarnya.

Persiapan Dunia Usaha

Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta mengungkap bahwa mal dan pujat perbelanjaan sebenarnya sudah layak untuk bangkit dan kembali beroperasi dengan protokol new normal.

Ketua APPBI DKI Jakarta Ellen Hidayat mencatat sekitar 67 mal siap beroperasi perdana pada 5 Juni 2020, sedangkan 6 lainnya berencana buka pada 8 Juni 2020.

"Bilamana pusat belanja melakukan new normal dengan mempersiapkan berbagai keamanan pengunjung dan karyawan dan juga mengikuti berbagai arahan pemerintah, maka mestinya tidak akan bermasalah," ungkap Ellen.

Senada dengan Ellen, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengungkap bahwa pelaku usaha sudah siap memasuki dan menerapkan new normal sebagaimana yang diharapkan pemerintah.

"Yang dibutuhkan pelaku usaha saat ini dari pemerintah adalah informasi usaha apa saja yang sudah boleh beroperasi. Apakah semua sektor, apakah masih terbatas hanya perkantoran, perdagangan dan manufaktur? Bagaimana dengan sektor jasa seperti Event Organizer apakah sudah boleh bikin pameran, konser, seminar, juga bagaimana dengan usaha hiburan?" ungkap Sarman.

Menurut Sarman, penerapan pelonggaran pembatasan kegiatan usaha lewat new normal adalah keniscayaan, sebab kebijakan ini merupakan exit strategy dalam menghadapi pandemi Covid-19 di sisi ekonomi.

Terpenting, pemerintah juga harus siap melakukan monitoring, memastikan protokol kesehatan di tempat-tempat yang berpotensi kepadatan orang, dan senantiasa melakukan sosialisasi.

Adapun Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi menjelaskan bahwa dunia usaha jelas selalu berharap kondisi penanganan pandemi Covid-19 ini dapat dilakukan dengan cepat.

Terlebih, ada beberapa sektor usaha yang mengaku hanya dapat bertahan selama beberapa bulan ke depan saja akibat kesulitan mengatur arus kas.

"Intinya adalah semakin lama penanganan Covid-19 di Jakarta selama itu juga kondisi perekonomian kita tidak akan recovery," ungkapnya kepada Bisnis.

Diana pun mengakui perekonomian tidak akan langsung pulih, dunia usaha tidak akan bangkit serentak, tetapi bertahap sesuai kondisi pasar di tiap sektor yang pastinya berbeda-beda.

"Terlebih untuk kota Jakarta yang sangat memiliki ketergantungan tinggi dengan wilayah lain. Untuk itu, pemerintah dan dunia usaha harus kompak kapan bisa ancang-ancang memulai step awal membangkitkan ekonomi setelah PSBB," tambahnya.

Protokol New Normal Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkap bahwa protokol transisi new normal di tiap sektor buat DKI Jakarta akan diumumkan pada Senin (1/6/2020).

Anies mengungkap bahwa pengumunan ini akan bersamaan dengan keluarnya hasil evaluasi terhadap lanjut atau tidaknya PSBB Jakarta yang akan berlangsung sejak Jumat (29/5/2020).

"Saat diputuskan [PSBB] diakhiri, maka kita siapkan protokol-protokol industri dan protokol yang harus diaati seluruh masyarakat," ujarnya selepas memantau pelaksanaan operasi mobilitas masyarakat di KM 47 Tol Jakarta-Cikampek, Selasa (26/5/2020) malam.

Kepala Dinas Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia mengungkapkan terkini pihaknya memang sedang mencoba memformulasikan regulasi transisi dari PSBB ke new normal.

Terutama, ujarnya, untuk 18 kegiatan usaha bidang hiburan dan wisata yang terbilang sudah tutup paling awal selama masa pandemi Covid-19 di Jakarta. Kegiatan usaha dimaksud adalah klab malam, diskotek, pub/musik Hidup, karaoke keluarga, karaoke executive, bar/rumah minum, griya pijat, spa (sante par aqua), bioskop, bola gelinding, bola sodok, mandi uap, dan seluncur.

Juga arena permainan ketangkasan manual, mekanik dan/atau elektronik untuk orang dewasa, Arena permainan ketangkasan keluarga manual, mekanik dan/atau elektronik anak-anak/keluarga, gelanggang rekreasi olahraga, usaha jasa salon kecantikan/jasa perawatan rambut, serta penyelenggaraan kegiatan MICE/ballroom/balai pertemuan.

"Jelas kita juga sedang memikirkan upaya relaksasi karena ini kan berhubungan erat dengan perekonomian Jakarta. Kita akan cari yang risiko penularan paling sedikit dulu yang bisa buka, tidak sekaligus berbarengan," papar Cucu kepada Bisnis.

Cucu optimistis ada jalan bagi pariwisata dan industri kreatif untuk tetap punya cara untuk pulih di tengah pandemi.

Misalnya untuk perhotelan dengan mengakomodasi tren solo travelling atau staycation, restoran dan cafe dengan mengubah layout kursi pengunjung dan aturan makan di tempat, atau membuat konser atau pertunjukan yang tetap menerapkan konsep physical distancing.

"Kalau dari pemprov itu kan sudah ada museum virtual, wisata virtual, itu dibuat oleh teman-teman komunitas. Kita akan gandeng banyak komunitas lain supaya langkah-langkah kreatif muncul, dengan kaidah-kaidah dan protokol baru," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper