Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wakil Ketua DPRD DKI Minta Pemerintah Lebih Matang Soal New Normal di Sekolah

Kalau siap, besok pun sekolah sudah bisa untuk buka. Kalau tidak disiapkan, sampai Desember pun masih akan terus berisiko.
Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020, hal itu sesuai dengan perpanjangan status tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 bagi DKI hingga 19 April./ANTARA FOTO-Yulius Satria Wijaya
Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020, hal itu sesuai dengan perpanjangan status tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 bagi DKI hingga 19 April./ANTARA FOTO-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mendorong pemerintah menggelar persiapan lebih matang terkait penerapan protokol kenormalan baru atau new normal di lingkungan sekolah.

Praktisi pendidikan anak usia dini ini menilai pemerintah pusat dan daerah masih belum punya rencana yang jelas terkait hal ini.

"Perkembangan emosional dan sosial anak terganggu [apabila pembatasan terlalu lama]. Saya pendidik, ikatan batin saya dengan anak-anak rasanya sangat kuat. Tidak tahan rasanya lihat mereka tercabut dari dunianya. Negara harus menyiapkan dunia yang aman buat anak-anak," ungkap Zita dalam keterangannya, Senin (1/6/2020).

Menurut Zita, di tengah situasi yang tidak pasti seperti ini, harusnya ada patokan yang jelas untuk kembali membuka sekolah.

Misalnya, pemerintah bisa memberikan kepastian apabila jumlah penambahan kasus positif Covid-19 sudah berkurang ke angka tertentu, sekolah bisa dibuka.

"Kalau naik lagi, sekolah ditutup lagi. Jadi, punya harapan dan ukuran, tidak seperti sekarang, digantung. Pemerintah tidak punya rencana jelas, jadi macam-macam orang datang bawa rencana. Menteri ini dan menteri itu simpang siur," tambahnya.

Ketidaksiapan pemerintah juga terlihat dari nihilnya kurikulum belajar online. Selain itu, menurut Zita, hingga kini masih belum ada pula kejelasan terkait prosedur penyelenggaraan pendidikan new normal.

Oleh sebab itu, Zita menyarankan agar tiap sekolah juga mempersiapkan diri, seperti terkait infrastruktur, misalnya wastafel dalam jumlah memadai.

Sementara pemerintah bisa mempersiapkan random test per dua minggu supaya kontak tracing jelas apabila nantinya ditemukan kasus di sekolah.

"Bikin kurikulum online juga yang bisa jadi panduan. Kalau mau diskusi siapa saja ayo, saya bisa jelaskan dari A sampai Z. Kalau ini siap, besok pun sekolah bisa untuk buka. Kalau tidak disiapkan, sampai Desember pun masih akan terus berisiko," tutup Zita.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper