Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Anies Rasyid Baswedan mengingatkan jangan sampai pemerintah provinsi DKI Jakarta menarik 'rem darurat' untuk kembali memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Hal ini diingatkan Anies lantaran pertumbuhan kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta yang kembali meroket.
Pada Minggu (12/7/2020) DKI Jakarta mencatatkan pertumbuhan kasus terbanyak sepanjang pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia.
"Saya ingatkan jangan sampai situasi ini jalan terus sehingga kita harus menarik rem darurat atau emergency brake, bila itu terjadi maka kita semua harus kembali ke dalam rumah, kegiatan perekonomian terhenti kegiatan keagaaman terhenti, kegiatan sosial terhenti, kita semua yang akan merasakan kerepotannya bila situasi ini berjalan terus," kata Anies, Minggu (12/7/2020).
Tercatat terdapat 404 kasus baru Covid-19 di DKI Jakarta pada Minggu (12/7/2020). Alhasil, total kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 14.361 orang.
Anies tidak menampik bahwa peningkatan kasus di DKI Jakarta karena masifnya tingkat pengetesan sampel. Namun, kata dia, positvity rate (rasio sampel positif dari total angka pengetesan) pada Minggu (12/7/2020) naik 2 kali lipat dibandingkan beberapa waktu sebelumnya atau sebesar 10,5 persen dari total sampel.
Baca Juga
Sebagai gambaran, pada 4 - 10 Juni sebanyak 21.197 sampel dites, dengan hasil positivity rate 4,4 persen, lalu 11-17 Juni 27.091 sampel dites dengan positivity rate 3,1 persen, kemudian pada 18 - 24 Juni ada 29.873 sampel dites dengan positvity rate 3,7 persen, selanjutnya pada 25-1 juli sebanyak 31.085 orang yang dites dengan positvity rate 3,9 persen, lalu 2 - 8 juli 34.007 sampel dites dengan positivity rate 4,8 persen.
"Tapi hari ini, menjadi 10,5 persen, melonjak dua kali lipat," tegas Anies, Minggu.
Anies mengingatkan terdapat sejumlah titik yang harus diwaspadai terkait penyebaran Covid-19. Pertama, kata Anies, adalah transportasi umum.
"Di situ ada situasi di mana menjaga jarak itu sering kali sulit. Kedua ada di pasar, kondisi di pasar sering kali membuat interaksi itu jadi pendek. Pastikan semua disiplin, kita pun lakukan pemantauan, ada lebih dari 300 pasar, 153 di bawah Pemprov DKI, sisanya pasar rakyat," kata Anies.
Mantan Mendikbud itu mengatakan angka ini merupakan peringatan bagi semua pihak. Dia mengatakan selama masa PSBB transisi sejak 4 Juni sampai 12 Juli ini pihaknya menemukan 6.748 kasus baru.
"Memang karena aktif melakukan tracing tapi selama ini tambah kasusnya [dengan] positivity rate di bawah 5 persen, artinya meskipun 200 ditemukan, artinya 200 dari 4.000 tes, maka dia hanya 5 persen. Beda dengan 200 dari 1.000 tes maka dia 20 persen. Kami selalu perhatikan persentasenya, karena itu membuat kita menganggap sesuatu yang harus diantisipasi atau ini adalah perkembangan yang bisa dikendalikan," kata Anies.